"Garuda Indonesia akan efektif bergabung sebagai bagian perkembangan SkyTeam di Asis Tenggara direncanakan awal 2014. Hal ini karena proses seleksi yang dilakukan Garuda dalam memilih platform IT yang baru dan waktu yang dibutuhkan Garuda untuk migrasi ke sistem baru itu," kata Managing Director SkyTeam Michael H Wisbrun.
Wisbrun menyampaikan hal tersebut di lokasi Internasional Air Transport Association Annual General Meeting (IATA-AGM) ke-68 di China World Hotel di Beijing, China, Senin (11/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perluasan anggota SkyTeam ini karena untuk menghadapi persaingan dalam industri penerbangan, imbuh Wisbrun, mereka perlu beraliansi dan memperbanyak nilai tambah.
"Kami fokus pada 3 hal, memperkaya pelanggan kami, mencari kesempatan baru untuk berkembang dan memperkuat jaringan kerja kami dan mencari sinergi pada anggota-anggota kami," jelas Wisbrun.
Sebelum anggota baru masuk, SkyTeam selama ini memiliki 16 anggota di antaranya KLM, AirFrance, Alitalia, Kenya Airways, Aeroflot, Korean Air, China Airlines, AirEuropa, Saudia, Delta Airlines, AeroMexico dan lain-lain.
Sementara 2 aliansi penerbangan internasional yang lain adalah, Star Alliance yang memiliki 25 anggota maskapai penerbangan, termasuk di antaranya Singapore Airlines, Thai Airways dan Luthfansa. Dan aliansi oneworld yang memiliki, 11 anggota maskapai, termasuk Malaysia Airlines dan Cathay Pacific, JAL. Baru bergabung hari ini Srilankan Airlines.
Keuntungannya, maskapai-maskapai ini akan saling terhubung, memudahkan penumpang dengan mendapatkan tiket terusan ke negara-negara yang dituju dengan maskapai-maskapai anggota.
Sementara VP Corporate Communication Garuda, Pujobroto mengatakan selama ini Garuda Indonesia baru melakukan kerja sama (code-shares) dengan 2 anggota SkyTeam, Korean Air dan KLM. Bila masuk dalam SkyTeam, maka code-shares akan bisa dilakukan dengan semua maskapai anggota.
Pujo menambahkan untuk bergabung, syaratnya standar pelayanannya harus sama. Infrastruktur bandara dan fasilitas bandara juga harus standar, misalnya harus ada lounge-nya. Kenapa memilih SkyTeam, bukan Star Alliance atau oneworld?
"Nah untuk memilih itu juga harus melihat di kawasan supaya saling melengkapi. Karena di aliansi yang lain sudah ada Malaysia Airlines dan Singapore Airlines," jelas Pujo.
Sedangkan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan migrasi sistem IT ini membutuhkan waktu. Garuda sudah memilih 1 dari 3 calon untuk sistem IT ini.
"Kita pilih 3 calon terbaik. Kita akan ambil Amadeus untuk sistem reservasi. Ini memakan waktu untuk implementasi dan koneksinya dengan merek. Kira-kira awak 2014. Kalau bagus sih tidak sampai 6 bulan," jelas Emir di tempat yang sama.
Ketika ditanya investasi untuk migrasi sistem IT ini, Emir enggan menyebutkan persisnya. "Waduh saya lupa, yang jelas investasi ini masuk operational cost, bukan capital cost," jelasnya.
Menanggapi pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan bahwa nilai kapitalisasi Garuda Indonesia sebesar Rp 18 triliun, di atas Malaysia Airlines dan Thai Airways, Emir membenarkannya. Emir sedikit mengkoreksi angka yang dilontarkan Dahkan.
"Iya betul. Garuda itu sekitar Rp 15 triliun. Sedangkan MAS 3,7 billion Ringgit, dan Thai 46 billion Baht," jelas Emir.
(nwk/dru)