"Memang belum punya. Sebetulnya ini satu kawasan terpadu tertentu, lebih kepada Information and Communication Tehnology (ICT). Seperti di KL (Kuala Lumpur) punya Cyberjaya," jelas Konsultan properti Jones Lang LaSalle Indonesia, Vivin Harsanto kepada detikFinance, Senin (23/7/2012).
Niat pendirian Silicon Valley Indonesia, kawasan berbasis teknologi tinggi menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya komitmen perusahaan teknologi besar untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia menjadi salah satu kunci sukses Silicon Valley made in Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan lain, lanjut Vivin adalah infrastuktur yang khusus. Beda dengan kawasan industri. Silicon Valley bisa saja masuk dalam area besar kawasan industri namun harus terisolasi.
"Saya lihat bangunannya khusus. Seperti industrial estate, jalan harus lebar, listrik, water treatment. Untuk Silicon Valley infrastrukturnnya jaringan support pada bisnis (IT). Fiber optic, ini kan 24 hours. Bisa ada di dalam kawasan industri tapi harus isolated," ungkap Vivin.
"Namun memang perlu ada regulasi yang khusus mengatur agar (Silicon Valley) bisa tumbuh. Seperti industrial estate, yang pasarnya bagus karena regulasi yang mewajibkan investor baru masuk ke kawasan industri," paparnya.
Pekan lalu Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan, pemerintah akan mendirikan Silicon Valley dengan dukungan Foxconn, produsen komponen-komponen elektronik terbesar di dunia.
Lokasi 1.000 ha siap menjadi kediaman Silicon Valley. Pemerintah masih mencari lahan tersebut, seraya memastikan infrastrukturnya memenuhi kriteria. Diperkirakan sebanyak 1 juta tenaga kerja baru akan terserap oleh pabrik tersebut.
(wep/ang)