Merpati telah berkonsultasi dengan Dornier, sebuah pabrikan pesawat asal Kanada dan menyiapkan dana hingga US$ 120 juta.
"Kita bicara tentang banyaknya pulau-pulau yang tidak memiliki bandara tapi perlu perhatian pemerintah. Cara paling logis adalah dengan menggunakan pesawat amfibi," terang Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo seperti dikutip The Age, Selasa (9/10/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Travira Air telah menerbangkan pesawat amfibi terlebih dahulu dari Bali dan Lombok bagi seluruh staf PT Newmont Nusa Ternggara. Dan ternyata memang ongkosnya jauh lebih murah dan menghemat dana perusahaan.
Travira mengungkapkan, menyewa pesawat untuk 100 jam penerbangan menggunakan 'seaplane' tercatat perlu mengeluarkan biaya hingga US$ 140.000 dibandingkan US$ 200.000 untuk memakai helikopter.
Pemerintah Indonesia sebelumnya menyatakan siap membangun 15 bandara baru pada 2013 dan mengandalkan swasta untuk pembiayaan infrastruktur ini.
Namun apa daya, cukup lama sekali proses pembangunan bandara tersebut. Oleh karena itu Merpati mengincar pembelian 'seaplane' dalam waktu dekat.
"Kita akan membeli dalam waktu dekat. Kita mengharapkan tahun depan sudah mulai datang pesawatnya," jelas Rudy sambil mengamini PT Dirgantara Indonesia bisa bekerjasama memproduksi 'seaplane' tersebut.
(dru/wep)