Sang pendiri Astra, William Soeryadjaya memulai terjun bisnis otomotif saat ia membeli sebuah pabrik perakitan truk Chevrolet yaitu Gaya Motor. Ia rela berutang ke teman-temannya termasuk ke bank untuk bisa memiliki Gaya Motor.
"Untuk beli Gaya Motor, beliau pinjam uang dari luar dengan bunga pinjaman 5-10% per bulan," kata Teddy P Rachmat sang keponakan Oom William seperti dikutip dari buku 'Man of Honor Kehidupan, Semangat dan dan Kearifan William Soeryadjaya' yang dikutip, Jumat (21/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penolakan itu membuat William sempat pasrah terhadap keadaan tersebut. Namun titik terang terlihat, ketika pada 1969 rombongan eksekutif dari Toyota Motor Company datang ke Jakarta. Waktu itu Toyota ingin mencari mitra bisnis untuk joint venture sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM). Akhirnya pada Juli 1969, memilih Astra sebagai mitranya di Indonesia.
Kemitraan Astra dengan Toyota membawa angin perubahan bagi Astra dan William. Menurut Teddy P Rachmat, titik balik bisnis Oom William karena pihak Toyota memberikan kepercayaan kepada Astra.
"Kalau saya ditanya, sukses Astra itu ada dimana? itu karena kami dapat Toyota. Mengapa? karena dengan membawa Toyota meski kami perusahaan kecil, kami menjadi sangat dihormati orang Jepang," kata Teddy.
(hen/dnl)