Chief Executive Officer Grup AirAsia Tan Sri Tony Fernandes mengatakan, maskapai penerbangan ini terus tumbuh positif dan semakin kuat.
"Dalam kurun waktu 10 tahun, Grup AirAsia telah banyak berkembang. Dari hanya menerbangkan 2 armada pesawat, kini AirAsia telah menjadi maskapai LCC terbesar di Asia dengan 118 pesawat. AirAsia juga merupakan salah satu maskapai dengan keuntungan terbesar di Asia. Malaysia telah menjadi tempat berdirinya fondasi awal, dan kini AirAsia juga telah mendirikan fondasinya di Thailand, Indonesia, Filipina dan Jepang," ungkapnya dalam siaran pers, Senin (28/1/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah Malaysia menjadi sumber penghasilan terbesar, perhatian manajemen pun telah berpindah ke pangsa pasar utama lain yang berada di Thailand dan Indonesia, di mana diperkirakan terdapat entitas laba yang akan menyaingi Malaysia di masa yang datang. Kami juga telah memenuhi janji dengan memberikan perhatian utama kepada Thailand, dan kini Indonesia, karena kedua perusahaan afiliasi AirAsia di sana telah bergantung secara finansial pada neraca mereka sendiri," paparnya.
"Kami juga tengah fokus untuk mengembangkan AirAsia ke pasar yang lebih luas di Filipina dan Jepang. Terobosan yang baru berjalan ini masih berada pada tahap awal dan masih berada di posisi yang memiliki potensi pertumbuhan yang maksimal. Kami telah membentuk tim manajemen yang kuat, yang akan berbagi visi dan strategi guna mencapai eksistensi dominan seperti halnya di Malaysia, Thailand, dan Indonesia," tambah Tony.
AirAsia telah memesan sebanyak 475 armada pesawat dan 114 di antaranya sudah beroperasi. Lalu 87% dari pesawat masih tercatat dalam neraca dan merupakan rasio kepemilikan tertinggi dibandingkan maskapai manapun di Asia.
"Wilayah ASEAN termasuk China dan India memiliki kepadatan populasi lebih dari 3,2 miliar, yang mana 8 kali lebih besar di bandingkan dengan wilayah Eropa. Kami tengah berada di tengah pasar yang sangat menarik untuk membangun merek sebab penetrasi untuk maskapai berbiaya hemat masih sangat rendah," tuturnya.
(dru/dnl)