Ini Cara Melawan Serbuan Batik Impor Malaysia & China

Ini Cara Melawan Serbuan Batik Impor Malaysia & China

- detikFinance
Kamis, 21 Mar 2013 18:14 WIB
Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyarankan agar pembantik Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif untuk membuat motif dan desain batik. Cara ini diyakini akan efektif menahan serbuan batik impor asal China dan Malaysia.

"Harus inovatif baik motif dan desainnya harus berganti mengikuti tren, kalau bisa tiap bulan ganti motif dan desain. Ini suatu hal yang bisa membuat batik kita bertahan dan berkembang dari serbuan batik asing," ungkap Ketua Umum API Ade Sudrajat saat dihubungi detikFinance, Kamis (21/3/2013).

Pasar yang besar menjadi alasan mengapa negara lain termasuk China dan Malaysia berlomba-lomba membidik pasar Indonesia "Kita itu pangsa pasarnya besar sekali, jadi semua berlomba-lomba buat datangi produk ke sini," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu cara efektif lain agar batik lokal bisa bertahan dan berkembang adalah dengan membudayakan memakai baju atau kemeja batik di hari-hari tertentu. Selain mencerminkan batik sebagai identitas asli Indonesia, cara ini bisa mendongkrak pembelian batik dalam negeri.

"Yang paling efektif pakai batik di hari-hari tertentu, ini sudah dilakukan di beberapa instansi yang pegawainya juga sudah pakai baju batik," tandasnya.

Seperti diketahui kebutuhan penduduk Indonesia terhadap pakaian cukup besar. Kebutuhan pakaian rata-rata per kapita/tahun orang Indonesia sebesar 7,5 Kg termasuk di dalamnya ada batik.

"Produksi kain batik per tahun itu adalah 20 juta meter. Karena konsumsi pakaian Indonesia sudah 7,5 kg/kapita/tahun, lalu kita hitung celana itu 2 kg, sisanya 5,5 kg itu baju dan produk batik masuk disini. Jadi menurut perhitungan kita khusus pakaian batik hampir 15 meter/kapita/tahun," kata Ade Sudrajat.

(wij/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads