"Batik-batik yang kami produksi adalah batik-batik yang menggunakan bahan-bahan alami, warnanya dari buah, pepohonan sampai jengkol," kata Pengurus Clean Batik Initiative, Juni ditemui di JERIN Festival 2013, Plaza Senayan Selatan, Minggu (20/10/2013).
Clean Batik Initiative ini merupakan lembaga yang dibiayai oleh Uni Eropa dan Kadin Jerman yang bertujuan agar para perajin batik menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Clean Batik Initiative aktif mensosialisasikan penggunaan bahan-bahan alami untuk memproduksi batik di Indonesia.
"Warna-warna yang digunakan seperti warna dari buah manggis, kulit pohon mahoni, sampai kulit jengkol bisa menghasilkan warna yang bisa digunakan untuk warna kain batik," ujarnya.
Clean Batik Initiative saat ini telah membina 500 industri kecil menengah (IKM) batik di Indonesia dan 100 IKM batik pada 2 daerah di Malaysia.
"Di Indonesia kita membina IKM-IKM di 6 daerah seperti Pekalongan, Jogyakarta, Solo, Cirebon, Tarakan dan Sumenep dan di dua daerah di Malaysia salah satunya di Terengganu. Clean Batik Initiative ini tidak melihat batik itu asli dari mana, yang penting dalam produksi batik kami mendorong menggunakan warna-warna alami yang baik bagi lingkungan," ucap Juni.
(rrd/hen)