"Ini sejarah penting kita torehkan. Bahwa mulai 1 November 2013 beberapa hari lagi perusahaan besar menjadi milik Indonesia," kata Dahlan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Senayan Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Dahlan pun memastikan bahwa setelah diambil alih oleh pemerintah Indonesia, pasokan bahan baku akan terjamin. Juga dikatakan Dahlan, produksi Inalum yang selama ini 70% dikirim ke Jepang akan dialihkan ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inalum adalah usaha patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang. Proyek ini didukung aset dan infrastruktur dasar, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 230-240 ribu ton per tahun.
Pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham Inalum, sedangkan Jepang memiliki 58,87% saham yang dikelola konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA). Konsorsium NAA beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang 50% dan sisanya oleh 12 perusahaan swasta Jepang.
Berdasarkan perjanjian RI-Jepang pada 7 Juli 1975, kontrak kerja sama pengelolaan Inalum berakhir 31 Oktober 2013.
(zul/hen)