Ini Penyebab RI Ketergantungan 80% Susu Impor

Ini Penyebab RI Ketergantungan 80% Susu Impor

- detikFinance
Kamis, 07 Nov 2013 17:32 WIB
Jakarta - Kebutuhan susu di dalam negeri 80% dipasok dari impor atau hanya 20% yang dipasok dari dalam negeri. Penyebabnya karena produktivitas susu para peternak sapi perah lokal sangat rendah.

"80% kebutuhan susu nasional kita saat ini dipasok dari impor," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro ditemui di Kantornya, Ragunan, Kamis (7/11/2013).

Syukur mengatakan pengguna susu impor terbanyak adalah industri pengolohan susu. Mereka selain impor, juga mendapat pasokan terbatas dari peternak lokal namun tidak bisa dipenuhi seluruhnya, karena selain jumlah pasokan dan juga masalah kualitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produktivitasnya masih rendah, rata-rata produksi susu sapi peternak lokal di Indonesia hanya 10 liter sampai 12 liter per ekor per hari, sementara di luar negeri produktivitasnya mencapai 25 liter sampai 30 liter per ekor per hari," katanya.

Syukur mengatakan rendahnya produktivitas susu peternak lokal karena banyak faktor antaralain kurangnya nutrisi pakan untuk sapi perah lokal. "Hijauan yang kurang, pakan tambahan seperti konsentrat yang kurang dan kualitasnya kurang baik, keterbatasan pengetahuan peternak dan lain sebagainya," ungkap Syukur.

Ia menambahkan, belum lagi masalah jumlah populasi sapi perah di Indonesia yang juga tidak terlalu banyak bahkan terus menurun.

"Populasi sapi perah nasional kita hanya sekitar 0,5 juta ekor atau 500.000 ekor, jumlah ini masih sangat kurang. Namun 95% sapi perah lokal masih sangat bagus, hanya saja kurang pakan dan sebagainya," kata Syukur.

Syukur mengungkapkan daerah yang produksi susunya masih baik adalah di daerah Baturaden, Jawa Tengah. "Disana produksi peternak sapi masih baik, yakni sekitar 15-20 liter per ekor, karena mulai dikelola dengan baik," katanya.

Masalah produksi susu lokal sering mendapat sorotan Dewan Persusuan Nasional (DPN). DPN Produksi susu lokal setiap tahun terus melorot sementara permintaan susu di dalam negeri bertambah. Dampaknya setiap tahun sedikitnya Indonesia harus mengimpor susu senilai US$ 700 juta atau kurang lebih Rp 6,65 triliun.

DPN memperkirakan tahun 2020 Indonesia akan banyak impor susu bubuk dari negara lain. Hal ini dikarenakan melorotnya produktivitas susu nasional karena banyaknya sapi perah yang dipotong untuk daging.

Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Budiana pernah mengatakan kontribusi susu segar nasional hanya 10% di tahun 2020, selebihnya akan dipenuhi dari impor. Angka ini jauh mengalami penurunan dari kontribusi saat ini yang mencapai 25% dari kebutuhan nasional.

(rrd/hen)

Hide Ads