80% Sex Toy di Dunia Buatan China

80% Sex Toy di Dunia Buatan China

- detikFinance
Kamis, 28 Nov 2013 13:07 WIB
Foto: reuters
Guangzhou - Minat dan permintaan alat bantu seks atau disebut sex toy di dunia cukup besar, demikian juga di China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Besarnya minat warga China terhadap seks terlihat dari ramainya festival budaya seks nasional di Guangzhou, China. Seorang bintang porno asal Jepang yaitu Rei Mizuna, yang tampil dalam festival tersebut, didatangi banyak penggemarnya. Rei ingin berbagi soal perputaran uang pada pasar produk-produk seks.

"Semua orang sangat antusias, dan saya sangat senang. Saya tidak menyangka besarnya ketertarikan di sini," kata Rei kepada AFP di festival tersebut, seperti dikutip Kamis (28/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramainya pengunjung festival budaya seks di Guangzhou menunjukkan bahwa ketabuan soal seks di China sudah hilang. Awalnya negara ini sangat konservatif, namun sekarang semuanya telah berubah.

China saat ini memproduksi 80% dari alat bantu seks di dunia, ada 1 juta orang yang bekerja di industri ini. Seiring waktu, permintaan domestik untuk alat bantu seks terus meningkat.

Sekarang, negeri tirai bambu ini, bukan lagi negeri puritan dengan partai Komunis yang radikal. Memang video porno di China dilarang, namun produk-produk lain dalam industri seks tetap booming.

Festival yang dibuka pada awal bulan ini, ada ratusan produsen boneka seks, perusahaan kondom dan vibrator yang berlomba-lomba menarik perhatian ribuan pengunjung. Bahkan ada peragaan penggunaan alat bantu seks di festival tersebut.

Di China, bintang porno asal Jepang memiliki banyak penggemar. Contoh saja Sara Aoi yang memiliki 15 juta follower di Sina Weibo, atau Twitter versi China.

Lebih dari 2.000 toko seks saat ini berada di Beijing dan Shanghai, sejak hukum mengizinkan pada 1993. Tiap tahun, pasar alat bantu seks di China naik 63%.

"Industri kami telah banyak berubah," kata Cheng Zichuan, pemilik Hitdoll, sebuah perusahaan pembuat boneka seks.

Cheng mengatakan, saat ini permintaan untuk boneka seks bernama Lydia seharga US$ 6.200 atau Rp 62 juta cukup besar. "Awalnya, orang China berpikir produk ini sangat mahal dan tidak bisa membelinya, mereka juga khawatir bila keluarganya melihat boneka tersebut. Tapi sekarang mereka tidak peduli. Mereka akan membeli boneka ini bila tertarik dan menikmatinya," ujar Cheng.

Studi terkini di China menyatakan, orang-orang China tidak hanya makin berpengalaman di ranjang, namun mereka juga memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seks sebelum memiliki komitmen dalam berhubungan

Di China, syarat minimum untuk bisa menikah bagi pria adalah di umur 22 tahun, sementara untuk wanita adalah 20 tahun. Ini merupakan yang tertinggi di dunia.

Guangzhou Daming United Rubber Products, sebuah produsen kondom terbesar di China berharap bisa meningkatkan keuntungan besar dari tingginya permintaan kondom di pasar domestik.

(dnl/hen)

Hide Ads