"Misalnya untuk baja kasar saja atau crude steel ini kebutuhan kita di tahun 2013 diprediksi mencapai 12 juta ton, produksi di dalam negeri baru 6 juta ton belum lagi yang diekspor. Impornya kurang lebih 6 sampai 7 juta ton/tahun," ungkap Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi saat ditemui di Hotel Grand Melia Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Sedangkan menurut Benny, di tahun 2012 saja produksi sponge iron sebesar 1,2 juta ton dan baja kasar yang terdiri dari slab baja sebesar 1,2 juta ton, billet baja 4,2 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga negara utama pemasok baja impor ke Indonesia adalah China, Singapura dan Jepang. Sementara nilai impor produk baja tahun ini secara keseluruhan mulai dari hulu, intermediete dan hilir mencapai US$ 13,44 miliar meningkat dari tahun sebelumnya sebesar US$ 10,7 miliar.
Dengan besarnya permintaan pasar dalam negeri, pemerintah akhirnya membuka keran investasi dan hasilnya ada 7 investasi baru di sektor baja seperti PT Krakatau Posco, PT Batulicin Steel, PT Jogja Magasa Iron, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Indoferro, PT Meratus Jaya Iron and Steel, dan PT Delta Prima Steel.
"Diharapkan dengan adanya industri baja baru ini, tidak terjadi bottle neck permintaan baja. Peningkatan produksi bisa sampai tahun 2025 besarannya 10-15 juta ton," cetusnya.
(wij/ang)