Proyek pembangunan pabrik baja terintegrasi ini memiliki kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun (baru diresmikan). Pada tahap kedua, ini pabrik baja akan dikembangkan kapasitasnya menjadi 6 juta ton per tahun guna mengantisipasi permintaan akan baja yang terus melonjak baik di pasar domestik maupun regional.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Irvan K Hakim mengatakan pendirian pabrik yang berlokasi di Cilegon ini salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irvan berharap pertumbuhan permintaan baja dari sektor otomotif naik dari 7% pada tahun ini menjadi 20%. Hal ini didorong oleh pertumbuhan industri otomotif itu sendiri yang membutuhkan bahan baku baja.
Sementara itu, untuk semua sektor, Krakatau Steel saat ini menguasai 42% pangsa pasar baja di domestik. "Kalau pabrik baja ini selesai, (pangsa pasar) bisa sampai 60%. Tidak ada pabrik baja dengan pangsa pasar di atas 30%. Kita ini bagus," ujarnya.
Irvan juga menambahkan bahwa pendirian pabrk PT Krakatau Posco tidak bisa berdiri sendiri. "Hampir sebagian besar infrastruktur pendukung seperti energi listrik, air baku industri, dan pelabuhan dipenuhi oleh Krakatau Steel melalui anak-anak usahanya," kata Irvan.
Pembangunan tahap pertama pabrik PT Krakatau Posco menelan biaya biaya sebesar US$ 2,66 miliar. Pabrik ini akan meliputi pabrik Blast Furnace, 300 T/Ch Basic Oxygen Furnace, mesin Continuous Casting untuk memproduksi slab dengan 1,5 MTPY, Plate Mill untuk memproduksi 1,5 MTPY plate, serta fasilitas dan infrastruktur pendukung lainnya.
Presiden SBY hari ini meresmikan pabrik Krakatau Posco yang disaksikan oleh Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, Duta Besar Korea untuk Indonesia, dan Menteri Perdagangan dan Industri Korea. Pabrik baja terintegrasi dengan porsi kepemilikan POSCO 70% dan PT Krakatau Steel (Persero) 30%.
Presiden SBY akan melakukan penyalaan api pertama pada tungku bertanur tinggi (Blast Furnace) sebagai tanda beroperasinya pabrik di area Blast Furnace Complex milik PTKP. Blast Furnace merupakan salah satu teknologi pengolahan besi dan baja yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya.
Berikut ini kronologis pembangunan Pabrik Baja PT Krakatau Posco:
- Cikal bakal dari joint venture Krakatau Steel β POSCO dimulai sejak 22 Oktober 2008 saat dilakukan kesepakatan dasar melalui Penandatangan Memorandum of Understanding di Seoul untuk menjajagi peluang kerjasama pembentukan perusahaan patungan guna membangun Pabrik Baja Terpadu untuk memproduksi Slab, HRC dan Plate.
- Setelah melalui perjalanan negosiasi yang cukup panjang, akhirnya kesepakatan untuk mendirikan perusahaan patungan yang akan membangun dan mengoperasikan pabrik baja Terpadu dengan kapasitas produksi 6 juta ton per tahun ini dilakukan penandatanganan Joint Venture Agreement pada 4 Agustus 2010 di kantor Kementerian BUMN di Jakarta yang disaksikan oleh Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Kepala BKPM, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Walikota Cilegon, Ketua DPRD Propinsi Banten, dan Ketua DPRD Cilegon.
- Ground Breaking dilakukan pada tepat pada saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2010. Proyek pembangunannya memakan waktu selama tiga tahun.
- Oktober 2010 β Desember 2011 dilakukan pematangan lahan seluas 388 Ha dengan melakukan pengurugan tanah.
- Pada Juli 2011 dilakukan pemancangan pipa tiang pancang pertama. Selama pembangunannya, proyek pembangunan PT Krakatau Posco membutuhkan 38000 lubang tiang pancang.
- Pada 2 februari 2013 dilakukan peninjauan kerja oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan melakukan pemantauan langsung ke area konstruksi PT Krakatau Posco di Cilegon.
- Maret 2013 dilakukan penyaluran air baku indstrinpertama dari anak perusahaan Krakatau Steel PT Krakatau Tirta Industri ke PT KP
- Juni 2013 dilakukan pengiriman listrik pertama dari PLN Pada 11 Juni 2013 Menteri Perindustrian M.S. Hidayat dan Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan menyempatkan diri untuk mengadakan kunjungan kerja ke lokasi proyek pabrik baja terpadu PT Krakatau Posco, yang bersamaan juga dengan acara heating-up di Coke Oven Plant, yaitu pabrik yang berfungsi memproses batu bara cooking coal untuk menjadi coke atau kokas yang akan digunakan sebagai bahan bakar atau sumber panas untuk melebur besi cair di pabrik Blast Furnace dan juga untuk di Sintering Plant.
- uni 2013 Material bahan baku pertama didatangkan di area produksi PT Krakatau Posco
- November 2013 Sinter plant melakukan produksi pertamanya.
- Setelah melalui proyek pembangunan selama 3 tahun, pada tanggal 23 Desember 2013 pengoperasian pabrik baja Krakatau Posco diresmikan oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan disaksikan oleh para jajaran menteri. Peresmian inin juga menandakan beroperasinya PT Krakatau Posco secara komersial. Pembangunan PT Krakatau Posco ini dilakukan oleh 3 kontraktor utama : Posco E&C, PT Krakatau Engineering, dan Dongyang Construction serta 120 kontraktor pendukung. Pabrik ini juga menghabiskan 605.000 M ton dan menggunakan 106.000 ton baja.