Harga Tempe Bakal Naik 10% Buntut Kenaikan Elpiji 12 Kg

Harga Tempe Bakal Naik 10% Buntut Kenaikan Elpiji 12 Kg

- detikFinance
Senin, 06 Jan 2014 16:31 WIB
Jakarta - Para perajin tahu dan tempe berencana menaikan harga jual sebesar 10%. Kenaikan harga itu harus dilakukan meskipun pemerintah dan Pertamina telah menurunkan harga jual gas ukuran 12 kg menjadi hanya Rp 82.200 per tabung dari sebelumnya sekitar Rp 120.000 per tabung.

"Begini, kalau Pertamina hanya menaikan harga jual gas elpiji hanya Rp 1.000/kg itu artinya satu tabung naik Rp 12.000 atau naik 12-15%. Itu baru gas belum harga kedelai yang melonjak di tingkat perajin sekarang ada di kisaran Rp 8.500/kg yang seharusnya hanya Rp 6.500-7.000/kg," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin kepada detikFinance, Senin (6/01/2014).

"Jadi ada tambahan cost produksi 20% hingga 30%. Untuk itu dalam rapat minggu ini kita akan tentukan kenaikan produk hasil (tahu-tempe) sebesar 10%," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aip memastikan mayoritas perajin tahu dan tempe seluruh Indonesia terkena dampak kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg. Hal ini karena sebagian besar perajin tahu-tempe menggunakan gas ukuran 12 kg. Sedangkan menurut Aip hanya sedikit perajin yang masih menggunakan kayu bakar untuk memproduksi tahu dan tempe.

"Justru sekarang ini perajin yang pakai kayu bakar disarankan pindah ke gas 12 kg. Mayoritas perajin sekarang pakai gas itu. Jumlah perajin seluruh Indonesia ada 115.000 dengan jumlah tenaga kerja 1,5 juta orang dan semua kena I mbas. Estimasi perajin yang menggunakan gas 12 kg itu di atas 70%," imbuhnya.

Namun ia belum berani mengatakan kapan kenaikan harga jual produk tahu dan tempe akan naik. Hingga kini para perajin masih menjual tempe dengan harga Rp 4.000/batang dan tahu ukuran kecil sebesar Rp 300/potong. Pihaknya akan merapatkan terlebih dahulu dengan seluruh perwakilan perajin seluruh Indonesia.

"Kita akan rapatkan dulu, matangkan terlebih dahulu. Harga kedelai sudah naik, harga gas juga naik, jadi perajin harus bagaimana," cetusnya.

(wij/ang)

Hide Ads