Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, menurut informasi dari Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, konstribusi pendapatan wilayah Kaltim banyak didistribusikan dari sektor minyak, gas, dan batu bara.
"Tetapi sektor ini hanya sedikit menyerap tenaga kerjanya. Artinya, walaupun kontribusi terhadap ekonomi atau pertumbuhan ekonomi nasional besar, tetapi faktor pendorong kesejahteraan rakyatnya tidaklah terlalu besar," jelas CT, sapaan Chairul Tanjung, saat meresmikan pembangunan proyek KEK Maloy di Kaltim, Selasa (16/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hanya dari sektor perkebunan secara primer saja, tidak akan mampu mensejahterkan. Kenapa? Karena nilai tambahnya kecil. Walaupun penyerapan tenaga kerjanya besar, tetapi nilai tambahnya kecil. Oleh karenanya, proses industrialisasi daripada perkebunan itu menjadi sebuah keharusan untuk kita bisa membuat rakyat sejahtera," tutur CT.
CT mencontohkan soal industri kelapa sawit. Untuk sektor ini, harus dibuat industrialisasinya hingga menjadi minyak goreng atau industri kimia. Sehingga nilai tambah yang tercipta sangat tinggi.
"Saya percaya bahwa kontribusi PDB dari sektor ini, apabila sektor hilirisasi ini sudah dilakukan sampai ke ujungnya, akan lebih jauh besar, lebih berkesinambungan daripada kita berfokus pada masalah yang bahannya nantinya akan habis seperti minyak, gas dan batu bara," papar CT.
Karena itu, menurut CT, KEK seperti Maloy penting. Besok, CT akan segera mengirim surat ke Presiden SBY agar pencanangan Maloy sebagai kawasan ekonomi khusus bisa langsung disahkan.
Di kawasan ekonomi khusus ini ada 10 pabrik pengolahan kelapa sawit. Ini semua yang diresmikan oleh CT pada hari ini.
(dnl/hds)