Salah satu produsen serat polyester dan nilon untuk ban itu dibuat di Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Bagaimana penampakan pabrik yang bernama PT Indo Kordsa tersebut?
Pabrik yang terletak tak jauh dari gerbang tol Sentul City ini berdiri di atas lahan 24 hektar, dan mampu memproduksi hingga 105 juta kg atau 105 ribu ton serat ban, baik nilon ataupun polyester.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di situ namanya proses polymerisasi, proses pembuatan benang nanti jadinya benang halus gitu," katanya di lokasi, Selasa (6/1/2015).
Setelah melalui proses tersebut, helaian benang-benang tersebut masuk ke proses berikutnya yang disebut twisting. Twisting ini maksudnya adalah penggabungan benang-benang agar menjadi lebih tebal dan kuat.
"Kalau bahasa Indonesianya itu dipilin. Itu twisting begitu," tuturnya.
Tak banyak pekerja yang ada di pabrik yang total investasinya mencapai US$ 200 juta ini, karena kebanyakan proses produksi dilakukan secara otomatis menggunakan mekanisasi mesin. Tugas dari pekerja hanya mengoperasikan dan melakukan perawatan mesin-mesin tersebut.
Setelah proses twisting, benang-bennang tersebut akan masuk ke proses pemintalan, dan menghasilkan serat nylon atau fiber yang bentuknya seperti kain namun dengan pori-pori yang besar.
"Bentuknya kayak jala ikan, setelah itu dimasukan ke dalam cairan kimia, itu akan jadi (produk)," sebutnya.
Mesin-mesin di pabrik ini tak pernah berhenti bekerja. Tak hanya dari orang lokal saja, pekerja di pabrik serat ban ini langsung diimpor dari Turki, asal PT Indo Kordsa.
Suasana di pabrik pun tampak bersih, dan menerapkan disiplin yang cukup ketat. Jika sudah berapa di area produksi, kita tak boleh sembarangan memotret atau produk atau proses produksi, hanya di titik-titik tertentu saja kita boleh mengambil gambar. Lalu, 90% dari kompleks pabrik ini adalah area bebas asap rokok.
Demi keselamatan, saat memasuki area pabrik sebaiknya menggunakan kacamata pelindung dan penutup telinga, karena ada beberapa mesin yang menimbulkan suara yang sangat bising.
"Mesinnya nggak pernah tidur, 24 jam 7 hari non stop," kata staf itu.
(zul/dnl)