Salah satunya adalah investasi pabrik semen. Investor dari Negeri Tirai Bambu telah membangun pabrik semen senilai US$ 250 juta (Rp 3 triliun). Pabrik semen ini menjadi yang pertama di tanah Papua.
"Kendala ada di sengketa tanah. Semua sudah selesai, pabriknya sudah berdiri. Tapi dia ingin membangun power plant sendiri yang produksi listriknya berlebih bisa untuk rakyat. Kita akan bantu fasilitasi di sengketa lahan itu," kata Franky dalam Forum Inisiatif Investasi Provinsi Papua dan Papua Barat di Hotel Aston Niu Manokwari, Papua Barat, Jumat (27/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Franky, banyak investor yang ingin masuk ke Bumi Cendrawasih. Dalam blusukan kali ini, Franky ingin memetakan berbagai masalah yang menghambat investasi di sana.
"Di Papua ini banyak sekali investor yang berminat. Namun karena satu dan lain hal, investasi-investasi ini terkendala. Saya di sini ingin melihat langsung di mana kendalanya dan nanti akan saya bawa untuk dikoordinasikan supaya ketemu jalan keluarnya," tuturnya.
Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, terdapat sejumlah rencana pembangunan yang mengambil lokasi di kawasan Papua dan Papua Barat di antaranya:
- 1 Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Papua.
- 1 PLTM di Papua Barat.
- 2 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)β di Papua.
- 2 pengembangan bandara kargo di Papua.
- 2 bandara baru di Papua.
- 3 pelabuhan di Papua (Sorong, Jayapura, Merauke).
- 1 kawasan industri di Papua (Teluk Bintuni).