Produk Coca-Cola masih menjadi raja di segmen minuman berkarbonasi di Indonesia. Banyak orang Indonesia yang mengkonsumsi minuman bersoda yang diproduksi di pabrik Cikedokan, Bekasi, Jawa Barat.
DetikFinance mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia, Selasa (31/3/2015). Setelah menghadiri peresmian dua lini produksi baru di pabrik ini. Kemampuan produksi 1 lini mencapai 22.000 botol minuman Coca Cola/jam berukuran 1,5 liter.
Proses produksi minuman berkarbonasi seperti Coca-Cola, Fanta, dan Sprite dimulai dari proses mixing. Mixing dilakukan dengan cara mencampurkan air yang sudah disterilisasi, gula rafinasi, juga konsentrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses berlanjut ke proses campuran yang lain yaitu menambahkan perasa atau sirup. Contohnya seperti Fanta ditambahkan perasa stroberi atau yang lainnya. Dalam sebuah cawan berukuran besar, bahan-bahan tersebut dicampurkan.
"Satu badge ada yang berisi 16 liter," katanya.
Setelah itu, proses berlanjut ke pengemasan dalam botol. Bersamaan dengan pengemasan, minuman tersebut dicampurkan gas CO2 atau karbon dioksida yang dialirkan melalui pipa. Sehingga saat pengemasan gas CO2 tersebut sudah tercampur dalam minuman.
"Jadi selama ini itu adalah CO2, bukan soda. Itu adalah karbondioksida," tuturnya.
Kemudian setelah itu, botol-botol yang sudah berisi minuman masuk ke dalam proses pendinginan di suhu sekitar 3 derajat celcius agar kandungan di daalm minuman tersebut masih terjaga. Lalu kemudian dikemas dalam kemasan yang berbeda-beda, sesuai besarnya produk, dan minuman tersebut siap dikirim ke pasar.
Tidak butuh waktu lama untuk memproduksi minuman-minuman tersebut. Pada salah satu lini produksi yang memproduksi Coca-Cola, mesin yang dioperasikan sedikit pekerja bisa memproduksi 22.000 botol berukuran 1,5 liter per jam.
Suasana di dalam pabrik pun tak begitu gaduh dan kotor seperti pabrik pada umumnya. Hanya segelintir orang yang tampak beraktivitas karena sebagian besar proses produksi dikerjakan oleh mesin. Di luar maupun dalam pabrik bernuansakan Coca-Cola seperti botol dan kaleng berukuran besar juga dinding-dinding yang berwarna-warni merah dan putih, khas minuman yang jadi langganan sponsor Piala Dunia ini.
Hingga akhir tahun ini, pabrik Coca Cola Amatil Indonesia seluas 10 hektar di Bekasi ditargetkan mampu memproduksi sebanyak 450 juta liter/tahun, minuman yang terdiri dari minuman berkarbonasi, isotonik, teh, dan jus. Hari ini ada peresmian 2 lini baru dari 2 lini yang ada, targetnya akan ada tambahan 1 lini sehingga totalnya ada 5 lini hingga akhir 2015.
(zul/hen)