Menurut Direktur Keuangan PT Anggiomultimex, Bruno Saputan, sepatu buatannya harus diekspor karena sudah tertulis dalam perjanjian kontrak bersama si pemilik merek.
"Kita tidak boleh jual langsung ke konsumen di sini. Karena mereka itu ada perjanjian intelectual property," katanya ketika ditemui di pabriknya, Tigaraksa, Tangerang, Kamis (14/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita berani jual langsung (di dalam negeri) atau tidak sesuai order (pesanan), kita akan diputus kontrak dan bisa dituntut," katanya.
Produksi sepatu di perusahaannya mencapai 250.000 pasang tiap bulan. Hasil produksinya sebanyak 90% dikirim ke luar negeri dan sisanya untuk konsumsi dalam negeri.
"Kita memang ekspor hampir ke seluruh dunia," ujarnya.
Cara pengirimannya, kata Bruno, dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah mengirim produk jadi ke si pemegang merek sebelum akhirnya didistribusikan ke toko-toko.
Sementara cara kedua adalah mengirim langsung ke toko-toko seluruh dunia sesuai arahan dari si pemegang merek.
"Yang pasti kita tidak boleh jual langsung ke konsumen di sini," jelasnya.
(ang/dnl)