Pesawat Ulang-alik Pakai Bahan Baku 'Harta Karun' dari Bangka Belitung

Pesawat Ulang-alik Pakai Bahan Baku 'Harta Karun' dari Bangka Belitung

Rista Rama Dhany - detikFinance
Senin, 29 Jun 2015 15:25 WIB
Jakarta - Sekitar 950 ton per hari pasir timah diekspor mentah secara ilegal dari Bangka Belitung (Babel), padahal di dalam pasir timah tersebut tersimpan 'harta karun'.

'Harta karun' yang dimaksud adalah kandungan mineral berharga dan harganya lebih mahal dari timah, yakni rare earth atau tanah jarang. Tanah Jarang merupakan bahan baku untuk industri teknologi tinggi seperti pembuatan pesawat ulang alik.

"Tanah jarang itu banyak digunakan di industri yang berteknologi tinggi, contoh dengan kandungan tanah jarang bisa membuat baterai yang super tahan lama, di atas lithium. Ini tentunya solusi pada industri mobil listrik," kata Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM, Surono, dihubungi detikFinance, Senin (29/6/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surono mengatakan, tidak hanya untuk industri berteknologi tinggi, unsur tanah jarang juga digunakan sebagai pelapis badan pesawat ulang-alik agar tidak terbakar ketika menembus atmosfer bumi.

"Jadi ketika pesawat menembus atmosfer bumi, perubahan temperatur yang tinggi bisa membuat pesawat terbakar, dengan dilapisi unsur tanah jarang pesawat tak terbakar," ungkapnya.

Surono mengungkapkandi Bangka Belitung sebagai gudangnya tanah jarang, karena daerah tersebut memiliki sumber timah yang berlimpah.

"Tanah jarang merupakan mineral ikutan dari timah dan batu granit. Di Babel tanah jarang itu berlimpah. Sayangkan kalau mineral berharga ini diekspor apalagi secara ilegal ke luar negeri, di luar negeri diolah lagi, mereka untung berlipat-lipat, sementara negara rugi berlipat juga, karena royalti tak dapat, wilayahnya rusak," tutup Surono.

(rrd/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads