Insinyur asal tanah air dan negeri tirai bambu ini bekerjasama mulai dari pengembangan infrastruktur hingga penyediaan rolling stock (armada) kereta cepat. Apakah insinyur RI yang terlibat mampu menghasilkan kereta cepat ini?
Direktur Produksi PT Industri Kereta Api (INKA) Hendy Hendratno Adji menyebut pihaknya yang terlibat dalam konsorsium memang belum memiliki pengalaman di dalam pengembangan kereta cepat atau High Speed Train (HST).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belum pernah membuat kereta cepat, INKA tidak tinggal diam. INKA menjajaki kerjasama pengembangan dan manufaktur kereta cepat dengan produsen kereta asal Eropa hingga Asia.
Perusahaan pelat merah itu juga mempersiapkan para insinyur agar siap mengembangkan dan memproduksi kereta cepat.
"Kita juga menjajaki kerjasama manufaktur HST, seperti dengan Bombardier asal Jerman, Nippon Sharyo asal Jepang, CAF asal Prancis, CSR dan CNR dari China," sebutnya.
Dengan kerjasama tersebut, INKA akan mengikuti program transfer teknologi. Proses perakitan hingga produksi dilakukan dengan beberapa tahap sehingga akhirnya bisa dikembangkan dan diproduksi di Indonesia.
"Tapi dengan skema produksi tahapan manufaktur untuk menjamin kualitasnya. Ada, Complete Build Bp/CBU terus Semi Knock Down/SKD terus terakhir Complete Manufacture/CM. Kita akan bisa belajar menguasai teknologi kereta cepat," ujarnya.
(feb/ang)