Kasihan, Investor Korea Ditipu Calo Tanah di Jawa Tengah

Kasihan, Investor Korea Ditipu Calo Tanah di Jawa Tengah

Dana Aditiasari - detikFinance
Jumat, 07 Agu 2015 11:54 WIB
Serang - Dua perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) menjadi korban calo tanah di Jawa Tengah. Investor ini sudah keluar uang untuk membeli tanah, namun janji calo akan adanya pembangunan jalan dan listrik tidak terealisasi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani mengatakan, investor Korsel ini sebenarnya hanya butuh waktu 10 bulan untuk membangun pabrik dan langsung produksi. Namun janji infrastruktur pendukung tak kunjung terbangun.

"Kami ketemu investor Korea. Awalnya dibantu pihak yang mengatasnamakan Pemda. Disebut lahannya akan dibangun jalan dan ada listrik yang masuk program Pemda. Ternyata itu tidak terealisasi," kata Franky saat ditemui di kawasan industri daerah Serang, Banten, Jumat (7/8/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky mengatakan, akibat tak terbangunnya infrastruktur pendukung, investor ini kebingungan. Pabrik tidak bisa jalan tanpa listrik, dan logistik terhambat bila tidak ada jalan. Padahal uang sudah dikeluarkan untuk membeli tanah tersebut.

"Ada satu lagi di Jawa Tengah juga, investornya Korea juga. Lahan sudah dibeli ternyata peruntukannya bukan untuk kawasan industri. Mereka terkendala masalah RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah). Kalau kalau dari peruntukan saja sudah salah, mereka‎ tidak bisa lagi lanjut untuk urus izin yang lain-lain," jelas Franky.

"Masalah pertanahan ini penting menjadi perhatian. Karena belajar dari kasus ini saja harusnya kalau jalan, dua investasi ini yang satu bisa mempekerjakan 4.000 dan satu lagi 20.000," ujar Franky.

Investor ini bergerak di sektor garmen dan sepatu. Padahal bila pabrik ini jadi, akan ada hingga 24.000 tenaga kerja yang terserap.

"Si investornya cerita. Dulu saya datang ke kantor pemerintah lalu ditawari lahan. Karena pegawai pemda saya percaya. Tapi setelah tanah dibeli ternyata tanah itu bukan untuk kawasan industri. Bukan peruntukannya di situ untuk bikin pabrik atau sebagainya," papar Franky.

Untuk memecahkan masalah ini, Franky mengatakan, dirinya dan Menteri Agraria menjajaki cara agar investor bisa mencari informasi soal tanah dengan mudah. "Kalau dari ceritanya si investor itu. Investor yang datang di daerah ini sudah ke 5 daerah sampai akhirnya ke Jawa Tengah," jelasnya.

Dua investor ini tetap berinvestasi di Indonesia. Franky akan mencarikan solusi agar infrastruktur jalan dan listrik bisa dibangun.

"Kami berharap ke depannya masalah ini tidak kejadian lagi. Makanya masalah pertanahan ini harus jadi perhatian," jelas Franky.

(dnl/ang)

Hide Ads