Cawang Kompor Berubah Jadi Sentra Oven Sampai Kubah Masjid

Cawang Kompor Berubah Jadi Sentra Oven Sampai Kubah Masjid

Lani Pujiastuti - detikFinance
Minggu, 13 Sep 2015 14:00 WIB
Foto: Lani/detikFinance
Jakarta - Daerah sentra produksi kompor minyak legendaris di Jakarta yaitu Cawang Kompor telah beralih rupa. Sejak 2007 bukan lagi kompor minyak bertumpuk-tumpuk di depan toko di sepanjang Jalan Dewi Sartika.

Kini yang terlihat bergelantungan panci-panci besar, bertumpuk-tumpuk oven hingga deretan kubah masjid. Para perajin kompor mencoba tetap eksis melakoni bisnis turun-temurunnya. Termasuk dengan beralih dari produksi kompor minyak ke perabot serba stainless atau alumunium.

"Sekarang kita buat oven, dandang, toples kaca, ventilator pabrik, bangku stainless pemanggang, sampai kubah masjid. Paling terkenal di sini sekarang oven. Orang mau cari oven ya ke Cawang Kompor," ujar Rizal, pemilik Fahmi Kompor kepada detikFinance di tokonya di Jalan Dewi Sartika, Cawang Kompor, Jakarta Timur, Minggu (13/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun berani memberi garansi servis gratis selama 2 bulan untuk barang yang dibeli dari tokonya. "Misal dandang, kita kasih garansi rusak karena pemakaian misalnya bocor sebelum dua bulan, bawa kemari aja dibenarkan gratis. Tapi jarang ada yang bocor," tambahnya.

Usaha turun-temurun ini tetap Ia jaga. Ayah dan kakeknya hanya mewarisi keterampilan membuat kompor. Lalu bagaimana Ia dan para perajinnya membuat beragam perabot ini?

"Awalnya oven itu ngeliat bikinan pabrik, dilihat sama kita terus ditiru. Kualitas bahannya malah berani bilang bagus kita. Memang lebih rapi pabrik, tapi menang di bahan. Kualitas dijamin lah bagus kita, buatan pabrik kalah," tuturnya.

Kemudian mulai muncul pesanan-pesanan serba stainless. "Terus ada yang pesen exhaust buat di restoran. Baling-baling ventilator juga sekarang ngga cuma dipasang di pabrik. Rumah-rumah udah pada pake. Ini mau idul qurban juga bakal laris tempat buat bakar sate," jelasnya.

Meski tidak lagi memproduksi kompor minyak, Rizal tetap melayani servis kompor minyak. "Servis kompor tetap dilayani. Biasanya bersihkan perapian biayanya Rp 150.000," imbuhnya.

Seiring beragamnya produk yang dijual, tokonya kini menerima juga servis bermacam barang produksinya seperti oven, dandang, dan pemanggang.

"Kalau dandang bocor ganti bagian bawahnya Rp 170.000. Bersihkan pengapian oven sama pemanggang ayam atau bakar sate yang pake gas Rp 300.000," ujarnya.

Saat ini, oven made in Cawang sudah ekspansi hingga Bangka Belitung. Seorang pelanggannya kemudian membuka toko sendiri menjual beragam produk dari toko Fahmi Kompor.

"Kirim ke Bangka tiap bulan 2 kali. Awalnya ada yang minat nanya-nanya terus buka di sana," tambahnya.

Harga berbagai produknya pun relatif terjangkau dan bersaing dengan pabrik. Ia menjual alat bakar sate yang dilengkapi regulator dan selang gas seharga Rp 500.000. Harga oven beragam dari ukuran 35 cm, 40 cm dan 45 cm yaitu Rp 100.000, Rp 200.000 dan 250.000. Dandang atau panci besar dari diameter 28 cm sampai diameter 60 cm berkisar Rp 120.000-800.000.

Dalam satu bulan, Ia bisa memproduksi 15 unit tiap jenis barang. Sebagian besar justru dibuat untuk memenuhi pesanan baik Jabodetabek, Jawa, sampai Bangka Belitung.

"TNI buat di gunung latihan buat di gunung yang dua tungku. 150 buah beberapa kali kirim. Pernah juga teman yang buat kompor batu bara," jelasnya.

Aziz, perajin yang bertahan membuat kompor mengatakan, saat ini penjualan kompor tidak menjadi pendapatan utama. Justru dengan kreatif membuat berbagai produk lain, biaya memproduksi kompor bisa tertutup.

"Seminggu dua kali. Masing-masing ya rata-rata laku dua. Sehari omzet Rp 2 juta, kalau ramai lagi rezeki sampai Rp 4 juta," imbuhnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads