Perseroan telah menghabiskan dana sebesar Rp 7,6 triliun untuk menyelesaikan pabrik tersebut. Pabrik ini terletak di kawasan 4 pabrik lainnya dengan total luas lahan sebesar 255 hektar.
"Sekarang dalam proses penyelesaian, sudah 99,98%, pabrik ini untuk mengganti yang sudah tua energinya," kata Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim Tedy Nawardin saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (22/9/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau total produksi pabrik Kaltim I-V itu, 3.350.000 ton urea per tahun, dan 2.340.000 ton amoniak per tahun," sebut dia.
Tedy menyebutkan, urea dan amoniak tersebut selain untuk kebutuhan dalam negeri juga dipasok untuk pasar ekspor ke Asia Timur dan Eropa.
"Urea untuk subsidi rata-rata 1,5 juta ton, sisanya untuk ekspor ke Asia Timur, Eropa, perkebunan dan industri. Amoniak ke Petrokimia Gresik, ekspor ke beberapa negara di Asia dan Eropa Timur," terang dia.
Ke depan, Tedy menambahkan, pihaknya akan mendirikan NPK (pupuk majemuk) cluster seluas 30 hektar di Bontang, Kalimantan Timur.
Saat ini, Pupuk Kaltim berkontribusi 50% terhadap total pendapatan induk usaha. Aset Pupuk Kaltim hingga saat ini tercatat Rp 22 triliun.
"Pendapatan induk usaha, kontribusi 50% dari Pupuk Kaltim," katanya.
Di ajang Annual Report Award (ARA) 2014, Pupuk Kaltim meraih juara I kategori Private Non Keuangan Non Listed (PNKNL).
(drk/rrd)