Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu saat mengunjungi pabrik PT Asahimas Chemical di Cilegon, Banten bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.
"Jika industri hulu seperti Asahimas menambah produksi, mengekspor dan membangun pembangkit, itu bukti konkret bahwa aktivitas industri kita berputar karena pemakai produknya adalah para industri hilir yang sangat banyak," kata Saleh, Jumat (12/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asahimas Chemical melakukan perluasan pabrik, menggelar ekspor perdana dan di tahun 2016 ini membangun pembangkit listrik 250 MW. Ekspansi ini didanai dengan investasi US$ 885 juta atau sekitar Rp 12,4 triliun.
Turut hadir Komisaris Asahimas Chemical Benny Suherman, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi, Asisten Daerah Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, serta CEO and Presiden Asahi Glass Corp Jepang Takuya Shimamura.
Saleh mengakui, pemerintah mengapresiasi kontribusi Asahimas lantaran turut memproduksi produk substitusi impor, menambah lapangan kerja, transfer pengetahuan dan teknologi serta menghemat devisa.
"Komplek yang terintegrasi di Cilegon ini juga menunjukkan pelaku industri hulu kita memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Sehingga, proses peningkatan nilai tambah tetap berada di sini," ulasnya.
Asahimas membangun fasilitas produksi yang terpadu dari proses klor alkali hingga proses polivinil klorida. Kompleks ini memproduksi bahan-bahan kimia dasar yang sangat diperlukan oleh banyak industri hilir.
Saat ini perusahaan mengoperasikan fasilitas produksi yang terintegrasi dari Klor Alkali hingga PVC, yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Asahimas memiliki tiga jenis pabrik yang dibangun di lahan seluas 91 hektar.
Realisasi investasi seperti ini, menurut Saleh, memperkuat optimisme proyeksi sektor manufaktur termasuk kimia dasar menjadi motor penggerak pertumbuhan non migas 2016.
Bersama farmasi dan obat tradisional, industri kimia diperkirakan tumbuh 8,5-8,7%. Saleh menilai, pertumbuhan kimia dasar itu terdorong oleh naiknya kebutuhan bahan kimia dari berbagai kelompok industri seperti industri plastik dan semen. (drk/dnl)