Pabrik yang memproduksi vaksin Avian Influenza (flu burung) dan vaksin Newcastle Disease ini akan menyerap sekitar 200 tenaga kerja pada tahap pertama mulai 2017.
Chairman Pharmally International, Tony Huang, Tony Huang, berjanji akan menggunakan sebanyak-banyaknya tenaga kerja lokal. Dari pekerja sebanyak 210, hanya akan ada 10 tenaga kerja asing, sisanya lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekerja asing tersebut dibutuhkan untuk posisi-posisi tertentu yang membutuhkan keahlian khusus, misalnya untuk penelitian dan pengembangan vaksin dan quality control.
"Tentu kita mengharapkan untuk semuanya pekerja lokal. Tapi untuk departemen litbang dan quality control masih harus pakai expert dari China. Selain 2 departemen tadi, semuanya pakai pekerja lokal," ujarnya.
Jumlah pekerja asing, sambungnya, akan semakin dikurangi saat pengembangan pabrik di tahun 2020. Akan dilakukan pelatihan dan transfer teknologi pada pekerja Indonesia sehingga peran pekerja asing bisa makin dikurangi.
"Tahap kedia tahun 2020, tenaga kerja asing akan makin sedikit, tinggal 3 sampai 4 orang. Tentunya akan ada pelatihan dan transfer teknologi. Semoga kerja sama ini bisa meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal," pungkasnya.
Dijadwalkan proses pembangunan pabrik dan percobaan produksi akan selesai pada kuartal III 2017. Sementara kegiatan produksi akan dimulai pada kuartal IV 2017.
Untuk membangun pabrik vaksin ini, total biaya investasi yang digelontorkan dalam 3 tahun ke depan mencapai US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.000). (ang/ang)