Ia pernah menjabat sebagai BUMN sektor strategis, yang juga memiliki lini bisnis di sektor pertahanan yakni PT Len Industri (Persero).
"Sebenarnya kita sudah tahulah marwahnya industri pertahanan. Kira-kira kita harus punya landasan pemikiran adalah UU Industri Pertahanan yang No. 16 Tahun 2012, bahwa bagaimana kita mewujudkan kemandirian industri pertahanan," Abraham di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk militer, Pindad akan terus mengembangkan senjata varian terbaru.
"Dalam waktu dekat segera mengembangkan senjata yang kemarin dengan varian terbaru," tambahnya.
"Saya sendiri jujur saja belum memahami jenis jenis senjata tapi paling tidak internal saya akan bicara kepada teman, kira-kira yang mana yang menjadi kebutuhan user dan tentunya mempunyai daya jual yang baik," ujarnya.
![]() |
Untuk produk non militer, lini bisnis tersebut tersebut akan diteruskan karena Pindad memiliki kemampuan menghasilkan produk non militer berkualitas tinggi.
Namun lini bisnis militer, ditekankan tidak boleh mengganggu proses produksi bisnis utama yakni senjata, amunisi, dan kendaraan tempur.
"Kita masih perlu non militer karena itu kapasitas orang, kemampuan kompetensi sumber daya manusianya dan mesinnya itu sama jika kita memproduksi produk produk non militer tapi tentunya fokus utama bagaimana kita mempertahankan kapasitas untuk produk militer," tuturnya.
![]() |
Pada kesempatan itu, Abraham mengaku penunjukkan dirinya melalui proses penilaian berupa fit and proper test. Proses ini telah berlangsung sebelum Bulan Ramadan lalu. Seperti diketahui, selain fit and proper test, proses pemilihan Dirut Pindad harus melalui penilaian Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya itu di fit and profer itu sebelum puasa yah, tapi saya sendiri belum tahu saya harus kemana. Saya pikir berlakunya umumlah bisa siapa saja yang menjadi Dirut," tutupnya. (feb/hns)