"Mayoritas bahan baku dalam negeri. Pulp masih ada yang impor bahan bakunya," ujar Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Misbahul Huda, di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2016).
Ia punya alasan sendiri. Menurutnya ada jenis tanaman tertentu yang tidak tumbuh di dalam negeri padahal jenis tanaman ini tergolong penting untuk membentuk struktur kertas yang lebih kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Sutanto mengatakan, saat ini, di dalam negeri sebenarnya masih banyak bahan baku yang tersedia namun tidak terpakai.
"Ada sisa HTI (hutan tanaman industri) sekitar 11 juta hektar. Tapi yang baru terpakai 3,5 hektar jadi masih ada idle (belum terpakai) yang sekian banyak lagi," kata dia dalam kesempatan yang sama.
Oleh karena itu, diakui Panggah, pihaknya bersama asosiasi pengusah kertas dan pengusaha hasil hutan tengah menyusun rencana kerja alias roadmap agar prosudksi dalam negeri yang tersedia bisa tetap diserap.
"Yang saya kira kalau nggak ada roadmap yg komprehensif maka idle di sini nggak dimanfaatkan. Idle ini untuk ke mana saja, berapa persen yang akan dioptimalkan untuk pulp dan kertas," tandas dia. (dna/dna)