Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi grup nasional dari Italia, Indonesia, Tiongkok, Taiwan, dan Spanyol. Spanyol yang pertama kalinya bergabung dalam acara ini diwakili oleh Fundigex-amfek menegaskan daya tarik indometal sebagai plaftorm B2B bagi pemain industri untuk menjalin bisnis, jejaring, dan menyerap rangkaian inovasi dan teknologi.
"Tujuannya untuk mempromosikan bisnis untuk pasar Indonesia, ini akan menjadi ajang unjuk keahlian dan perkembangan terbaru internasional lengkap dengan komersil yang khusus dirancang untuk menjawab tren dan kebutuhan industri di kawasan," kata Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI), Rini Sumardi, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pameran ini digelar atas kerja sama antara Messe Duseldorf Asia yang dalam konferensi pers ini dihadiri oleh Managing Direktur Gernot Riling, dan PT Wahana Kemalaniaga Makmur (Wakeni).
Indometal 2016 ini akan berfokus pada afiliasi saling membutuhkan antar negara terkait teknologi pengecoran logam, produk cetak, metalurgi, dan teknolgi termoproses. Serta sinergi dengan apa yang menjadi tren di sektor baja, alumunium, tembaga, kobal, nikel, dan logam lain di Indonesia dan Asia Tenggara.
Indometal juga bekerja sama dengan Kemenperin, Gabungan Asosisasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA), Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO), dan Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia (HAPLI).
Rini berharap dengan didukung beberapa pihak dan diikuti oleh beberapa perusahaan terkemuka industri logam dan baja dari lokal maupun internasional dapat melapangkan jalan bagi perusahaan untuk membuka peluang bisnis di dalam negeri.
"Indometal 2016 akan melapangkan jalan bagi perusahaan dengan rencana menengah dan jangka panjang yang ingin menembus dan membuka bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara. Para pemain industri lokal yang ingin meningkatkan daya saing dan kapabilitas produksi mereka dapat memanfaatkan pertukaran informasi secara global dan menjalin relasi bisnis baru di pameran ini," kata Rini.
Turut hadir dalam acara ini ada Presiden Indonesia Foundry Industry Association (APLINDO) Ahmad Safiun, Ketua GAMMA Dadang Asikin, dan Komite standar dan sertifikasi IISA Basso Datu Makahanap.
Ahmad Safiun berharap pameran ini dapat digunakan oleh pelaku industri logam baik baja untuk berinvestasi di industri manufaktur, terutama para peserta tax amnesty untuk melihat peluang investasi di sektor industri baja.
"Pameran ini penting untuk tax amnesty, mudah-mudahan dengan para kolega kita supaya masuk dalam industri manufaktur dan memang kebutuhan itu untuk investasi," kata Ahmad Safiun.
Pemerintah saat ini sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur, untuk itu sektor industri logam dan baja sedang banyak dibutuhkan dalam pembangunan.
Diharapkan dengan adanya pameran ini untuk menjadi ajang pertukaran pengetahuan untuk memfasilitasi inisiatif pengembangan solusi dan kerjasama baru dalam sektor pengolahan logam, baja, dan logam besi.
Dalam acara ini juga akan diselenggarakan seminar terkait yang dilakukan APLINDO, HAPLI, GAMMA, WAKENI, dan Messe Duseldorf Asia. Seminar tersebut akan dibagi menjadi 2 hari, pada 25 Oktober dengan topik 'Penguatan Industri Logam Dalam mendukung Pembangunan Infrastruktur di Indonesia'.
Serta pada 26 Oktober dipimpin oleh GAMMA mebahas topik 'Peran Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian Dalam Meningkatkan Daya Saing Industri Logam dan Baja di Indonesia. (drk/drk)