Ketua Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia, Ahmad Safiun, memperkirakan akan ada Rp 2 triliun-Rp 3 triliun dana repatriasi yang bisa masuk ke industri logam. Namun, aliran dana investasi ini bisa terganjal apabila harga gas industri masih mahal.
"Kalau saya pikir Rp 2 triliun- Rp 3 triliun untuk investasi bisa masuk. Tapi yang di dalam (utilisasi pabrik) saja kan turun karena semua banyak biayanya mahal," ujar Ahmad Safiun, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada (dana tax amnesty masuk) kan pemerintah misal energi mau turun belum turun, perizinan mau masuk gimana (dinilai masih menyulitkan), jadi semua menunggu," katanya.
Ia berharap harga gas turun dari US$ 9 per MMBtu menjadi US$ 5 per MMBtu. Menurutnya yang membuat mahal harga gas dari hulu ke hilir adalah di rantai distribusi.
"Sampai di industri saya harapkan US$ 5 per MMBtu, sebetulnya angkanya bisa diturunkan karena di sumur hanya keluarnya US$ 2, tapi kan banyak banget trader yang panjang rantai distribusinya," ujar Safiun.
"Kalau trader harus punya investasi punya pipa. Dia nggak boleh seperti sekarang hanya ambil dan dijual lagi ke tempat lain," imbuhnya. (hns/hns)











































