Begini Cara Bekraf Permudah Industri Kreatif Dapat Pinjaman Bank

Begini Cara Bekraf Permudah Industri Kreatif Dapat Pinjaman Bank

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 15 Nov 2016 13:17 WIB
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Pelaku usaha ekonomi kreatif kesulitan mendapatkan pinjaman karena perbankan mengalami sulit menghitung proyeksi dan tingkat kemampuan pengembalian pinjaman si penerima kredit di sektor ini. Untuk mengatasi itu, Bekraf meluncurkan program yang diberi nama Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf)

Program Dekraf memiliki fungsu mempertemukan antara pelaku usaha dan perbankan agar lebih mudah memperoleh akses pinjaman permodalan dari bank.

"Apa yang kami lakukan hari ini kami ingin ketidaksepahaman dapat dijembatani sehingga pelaku ini bisa mendapat akses modal kepada sebuah sistem keuangan yang memiliki resources yang besar. Tapi selama ini tentunya sebagai institusi harus pruden itu perbankan sangat hati-hati menyalurkan dananya sedangkan kita tahu ekonomi kreatif itu sifatnya tak terlihat," kata Kepala Bekraf, Triawan Munaf, di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa, (15/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Utomo mengatakan ada 4 pilar akses pendanaan untuk ekonomi kreatif yang akan dijalankan lewat Program Dekraf. Ada pun 4 pilar itu adalah skema hibah, pinjaman bank, venture capital, dan skema masyarakat dari crowdfunding seperti pasar modal dan filantropi.

Melalui program tersebut, Bekraf ingin menghimpun komitmen agar lembaga-lembaga keuangan terutama perbankan, dapat memberikan kemudahan terhadap pelaku usaha ekonomi kreatif memperoleh pinjaman perbankan. Para pelaku cukup datang ke beberapa lembaga keuangan yang tergabung dalam program Dekraf ini.

"Dekraf adalah program untuk memayungi portofolio-portofolio pendanaan apakah yang bentuknya pinjaman maupun penyertaan yang diberikan semua lembaga atau skema 4 pilar ekonomi kreatif. Saya ingin menggalang dari semua sumber dana yang ada," kata Fadjar.

Bekraf akan bertindak sebagai fasilitator mempertemukan pelaku usaha dengan lembaga keuangan supaya lebih mudah memberikan askes permodalan. Serta membantu terjalinnya komitmen agar sektor eonomi kreatif yang potensial seperti fashion, kriya, dan kuliner atau lainnya mendapatkan kemudahan permodalan.

"Yang kami lakukan adalah menggalang komitmen dari sumber permodalan yang bisa diakses ini untuk memberi portofolio dan tugas kami adalah karena kami regulator bukan eksekutor dari kegiatan investasi dan pinjam meminjam. Yang kami lakukan adalah berushaa membangun supaya lembaga keuangan ini makin nyaman untuk membantu pelaku bisnis," kata Fadjar. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads