Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini pembatasan produk impor masih sulit dilakukan. Namun begitu, Airlangga mengatakan, yang bisa dilakukan untuk membendung produk impor adalah dengan adanya Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Kalau pembatasan itu kan dengan pedagang sekarang tidak dimungkinkan. Tapi yang dapat kita dorong adalah pembatasan untuk standarnya, kedua distribusinya, jadi apakah itu nanti masuk pasar modern, atau pasar yang tradisional. Tapi kita juga ingin mendorong produk UKM bisa masuk ke pasar modern, harus ada los-losnya," kata dia di Ciomas, Bogor, Selasa (3/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita rencananya mau bikin material centre tidak hanya di Bogor tapi juga Bandung dan beberapa daerah lain, agar IKM mendapatkan kemudahan untuk memperoleh bahan baku," kata dia.
Material centre ini nantinya akan mirip dengan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang sudah beroperasi untuk melayani kebutuhan bahan baku industri skala besar.
"Mirip PLB, tapi itu kan untuk industri besar, sementara material centre ini untuk yang kecil dan menengah," tambahnya.
Nantinya, seluruh bahan baku untuk membuat sepatu akan dipasok di material centre, yang kemudian dapat dibeli oleh para IKM terdekat.
Dengan demikian, dirinya berharap, masalah kesulitan memperoleh bahan baku untuk memproduksi alas kaki juga dapat terjawab. Sebab, pelaku industri alas kaki di Ciomas juga mengeluhkan adanya kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. (dna/dna)