99% Industri Pengolahan di RI Berskala Kecil

99% Industri Pengolahan di RI Berskala Kecil

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 27 Apr 2017 15:03 WIB
Foto: Michael Agustinus-detikFinance
Jakarta - Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, total ada 4,41 juta perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang usaha Industri Pengolahan.

Dari 4,41 juta perusahaan itu, hanya 42.468 saja yang berskala besar. Sisanya 4,373 juta perusahaan berskala kecil dan menengah.

Yang termasuk Usaha Besar adalah industri pengolahan dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Sedangkan yang mempekerjakan 20-99 karyawan digolongkan sebagai Usaha Menengah, di bawah 20 orang termasuk Usaha Kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hampir seluruh usaha industri pengolahan berskala kecil. Jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK) sebesar 99,04 persen," kata Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (27/4/2017).

Jika dilihat secara rata-rata, jumlah tenaga kerja pada industri pengolahan berskala UMK hanya 2 tenaga kerja per perusahaan. Sedangkan untuk Usaha Menengah Besar (UMB), rata-rata setiap perusahaan mempekerjakan 157 orang.

Total tenaga kerja yang terserap di sektor industri pengolahan mencapai 15,99 juta orang. Sebanyak 9,35 juta orang bekerja di industri pengolahan berskala UMK, sisanya 6,64 juta orang di perusahaan industri pengolahan berskala UMB.

"Jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri pengolahan mencapai 22,75 persen dari total tenaga kerja pada usaha-usaha selain pertanian," Suhariyanto menerangkan.

Ia menambahkan, 64,29 persen industri pengolahan berada di Pulau Jawa. Jika ditelusuri lebih jauh, maka industri pengolahan terbanyak di Pulau Jawa adalah industri pengolahan makanan dan minuman (33,57 persen), diikuti oleh industri tekstil dan pakaian jadi (19,81 persen).

Kontribusi Industri Pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) selalu tertinggi pada periode 2010-2016. Industri pengolahan termasuk salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

"Selain menciptakan nilai tambah, industri pengolahan termasuk andalan untuk penyerapan tenaga kerja," tutup Suhariyanto. (mca/dna)

Hide Ads