Ibarat Judi, Begini Suka Duka Petani Garam

Ibarat Judi, Begini Suka Duka Petani Garam

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 03 Agu 2017 20:13 WIB
Foto: Wikha Setiawan/detikcom
Jakarta - Beberapa pekan belakangan ini bisa jadi hari yang menggembirakan bagi petani garam. Pasalnya, harga garam tengah melambung tinggi lantaran pasokannya yang langka. Ini terjadi karena musim kemarau tahun ini masih diselingi curah hujan yang tinggi.

Sekjen Persatuan Petambak Garam Indonesia (PPGI), Muhammad Sarli, mengatakan menggantungkan hidup dari tambak garam ibarat berjudi. Selain volume produksinya yang sangat bergantung musim, harganya naik turun bak roller coaster.

"Kalau sekarang ini kami senang sekali garam harganya Rp 4.000/kg. Sebenarnya kalau harga idealnya kita sudah untung itu Rp 750/kg, tapi kadang pas kemarau kan banyak panennya, pernah sempat jatuh sampai Rp 200/kg," ucap Sarli kepada detikFinance, Kamis (3/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menuturkan, garam baru bisa dipanen saat air garam sudah menjadi air tua ditambak atau berusia sekitar 1 bulan. Namun begitu saat memasuki panen, kadang petani garam harus gigit jari dan menunggu lagi lebih lama karena tambak diguyur hujan, bahkan terkadang tak panen sama sekali.

"Jadi panen itu setelah sebulan, baru bisa dipanen setiap hari atau lebih lama lagi. Masalahnya cuaca kadang enggak pasti, begitu sudah mau dipanen turun hujan. Jadi setelah sebulan menunggu, kadang malah enggak panen sama sekali," ungkap petambak garam asal Losarang, Indramayu ini

Lanjut dia, meski saat ini harganya tengah mahal, kesulitan saat ini yakni petani harus berkejaran waktu dengan turunnya hujan saat memanen garam. Semakin lama garam dipanen dengan didiamkan dalam beberapa hari, semakin baik kualitasnya. Namun lantaran terus menerus hujan, petani memilih memanen dini.


"Garam itu baru dipanen setelah sebulan, nah baru bisa dipanen setiap hari. Masalahnya ini musim lagi hujan terus, jadi kejar-kejaran sama hujan, sebelum hujan harus sudah diambil garamnya. Ini saja sudah mendung lagi hari ini," ujarnya.

Selain itu, hasil panen yang didapat pun tak sebesar saat musim kemarau normal yang bisa mencapai 2 ton per hari untuk lahan satu hektar. Dengan kondisi musim kemarau basah saat ini, panen sehari hanya 2 kuintal.



"Ideal harga yang kita inginkan itu Rp 750/kg, kalau modal untuk satu hektar sekitar Rp 5 juta, kalau sama alat-alat ya total modal sehektar Rp 10 juta. Jadi enggak mudah tambak garam, untung-untungan. Bisa buntung," pungkas Sarli. (idr/hns)

Hide Ads