"Normalnya dulu di atas (pegunungan Papua) Rp 2 juta per sak, bahkan sampai Rp 2,5 juta per sak. Kita tekan harganya dengan berbagai cara bisa sekarang sampai Rp 500.000 per sak," jelas Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Agung Wiharto, kepada detikFinance, Senin (14/8/2017).
Agung menjelaskan, harga semen di Papua bisa turun karena kerja sama dan efisiensi dari setidaknya 4 BUMN yang terlibat dalam distribusi meliputi PT Semen Indonesia, PT Pelindo IV, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Pos Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi semua dikelola dengan sangat efisien. Kami menekan semua margin-margin dari mulai di pabrik kami, sampai dengan distribusi di lokasi. Ada 4 BUMN yang ikut serta," kata Agung.
Ia menambahkan, semen yang dipasok ke pedalaman Papua diproduksi PT Semen Tonasa di Sulawesi Selatan. Selanjutnya, semen diangkut pakai kapal ke Timika dan Jayapura, dan kemudian diangkut pesawat ke Kabupaten di pedalaman Papua.
Kini harga semen di 7 Kabupaten pedalaman Papua Rp 500.000 per sak sejak Jumat (11/8/2017). Tujuh kabupaten itu adalah Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Lanny Jaya, Nduga, Yalimo, dan Mamberamo Tengah.
"Di sisi kami, lokasi pabrik yang paling dekat adalah pabrik Semen Tonasa di Makassar. Di Makassar itu, semen keluar pabrik dengan harga pabrik. Artinya belum ada margin di situ. Kemudian di pelabuhan di Makassar, kami dibantu oleh Pelindo IV," terang Agung.
"Dari makassar, oleh Pelindo IV, semen dibawa ke Timika, di sana ada gudangnya PT PPI. Dari gudangnya PPI, kemudian dibawa ke bandara untuk angkut
menggunakan pesawat. Itu ada dua kali penerbangan. 1 pesawat bisa angkut 500 sak," pungkas Agung.