Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (Persero), Agung Wiharto, mengatakan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu daerah sebelum dibangun pabrik semen.
"Misalnya mau bangun pabrik semen di Papua, itu ada 3 hal dulu. Pertama harus ada kuarinya atau material batu kapur untuk bahan baku, dan itu harus terintegrasi. Kalaupun misalnya di pegunungan Papua katakan ada kapur yang cocok, bangun pabriknya di sana (atas) bagaimana, untuk angkut material ke pabrik. Kemudian semen juga perlu batubara. Harus angkut dari pelabuhan ke gunung," jelas Agung kepada detikFinance, Senin (14/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua itu energi. Membuat semen itu butuh energi yang besar, listrik maupun BBM. Berikutnya baru syaratnya market. Papua itu luas, tapi kebutuhan semen hanya 1% dari kebutuhan 65 juta ton semen nasional setahun. Jadi tidak ekonomis. Sementara untuk mendatangkan semen dari Makassar juga murah ke Jayapura karena pakai kapal laut," ujar Agung.
Menurutnya, masalah mahalnya harga semen di Papua lebih karena faktor geografis yaitu pegunungan tinggi.
"Harga di Jayapura semen per sak hanya Rp 70.000/sak, tapi begitu sampai Jayawijaya atau Wamena jadi Rp 2 juta. Karena faktor pegunungan. Tidak ekonomis bangun pabrik semen di Papua untuk saat ini," jelas Agung.