Menurut Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartato, berbagai pihak termasuk asing tertarik berpartisipasi mengembangkan produksi mobil listrik di dalam negeri. Dia menyebut, Jepang hingga Taiwan telah menyatakan minatnya bekerja sama mengembangkan mobil listrik.
"Ini open (terbuka) untuk berbagai negara. Tapi China sudah menyatakan minat, Jepang minat, Taiwan minat, nanti kita lihat, kita fasilitasi," kata Airlangga di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan untuk membuat produksi dalam negeri silakan. Tapi kan produksi dalam negeri itu juga didorong untuk bukan hanya membuat, tapi hanya memasarkan secara luas. Memasarkan secara luas kan kuncinya distribusi network harus luas," kata dia.
Selain soal pemasaran, pengembangan mobil listrik juga harus memperhatikan aspek lainnya. Antara lain seperti kapasitas pabrik, spare part, hingga masalah pembiayaan.
"Kedua, kapasitas pabrik bisa tinggi. Ketiga spare part terjamin. Keempat resale value terjamin. Kelima ada pembiayaan. Jadi itu lima unsur yang harus dimiliki industri otomotif. Nah itu sebagai contoh industri berbasis China begitu masuk penetrasi market di Indonesia mereka siapkan 5 langkah tersebut. Jadi 5 langkah ini mutlak untuk mempersiapkan industri otomotif," tukasnya. (ang/ang)