Batik Jadi Warisan Dunia, Pengusaha: Penjualan Naik 2 Kali Lipat

Batik Jadi Warisan Dunia, Pengusaha: Penjualan Naik 2 Kali Lipat

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 02 Okt 2017 16:35 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
Jakarta - Pasca diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, penjualan batik mengalami lonjakan signifikan dari tahun ke tahun. Ketua Komite Tetap Pengembangan UKM dan Ekonomi Kreatif KADIN, Ratna Anggarwati, mengatakan penjualan batik saat ini sudah meningkat dua kali lipat dibandingkan 2010.

"Secara bisnis pangsa pasar lokal sangat luas dan siginifikan kemajuannya setelah heritage tahun 2010, seluruh wilayah Indonesia sudah berbudaya batik dan tenun. Penigkatan penjualan sekitar 100% atau dua lipat, produksinya pun naik 100%," kata Ratna kepada detikFinance, Senin (2/10/2017).

Menurut Ratna, pihaknya tak memiliki data pasti penjualan dan produksi batik secara nasional. Namun jika melihat pada penjualan batik pada perusahaan keluarganya, ada peningkatan produksi lebih dari 100% jika dibandingkan dengan sebelum 2010.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Catatan memang tidak ada, karena selalu moving setiap tahun, kalau persentase itu meningkat 100% setelah heritage, famili saya keluarga batik, jadi saya merasakan emasnya masa jaya batik. Mau coret apa pun laku, banyak sekali pesanan (batik)," kata Ratna yang memiliki perusahaan batik di Solo dan Yogyakarta ini.

Dia melanjutkan, fenomena booming batik yang dimulai 2010 ini membuat batik daerah di luar Jawa, yang sebelumnya tak terlalu populer, menjadi sangat digandrungi.

"Karena setelah booming modernisasi batik mulai bergerak. Sekarang batik per daerah, dulu kan enggak ada, dulu di Jawa banyakan, khususnya Solo dan Yogjakarta. Sekarang hampir semua wilayah di Indonesia. Naiknya produksi 100% kalau dari 2010 ditarik ke sini," ujar Ratna.


Diungkapkannya, batik saat ini tak lagi cuma sekedar kebutuhan sandang di tanah air, namun telah banyak digunakan untuk fashion sampai hadiah.

"Kita kalau melakukan trade mission selalu bawa pakaian batik, sehingga orang tahu. Oh you are from Indonesia. Kita juga pakai batik untuk tukar marchandise seperti dasi, baju, atau piagam dari batik. Batik sekarang buat fashion juga, formal juga, bisa untuk identitas," jelas Ratna. (idr/hns)

Hide Ads