Gandeng Perusahaan Belanda, PAL Rampungkan Kapal Perang RI

Gandeng Perusahaan Belanda, PAL Rampungkan Kapal Perang RI

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Selasa, 31 Okt 2017 10:57 WIB
Foto: dok. PAL
Jakarta - Kerja sama Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda dengan PT PAL Indonesia (Persero) mewujudkan produk kebanggaan bangsa selesai, ditandai dengan diserahkannya Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) kedua.

Setelah sebelumnya menyerahkan Kapal Pertama pada awal Tahun ini, DNSN-PAL menyerahkan Kapal berteknologi canggih yang dikerjakan di 2 Negara.

Secara langsung Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menerima Kapal yang dikerjakan bersama melalui proses Alih Teknologi. Demikian dikutip detikFinance dari keterangan resmi PAL Indonesia, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapal dengan nomor proyek pembangunan W000294 ini diserahkan melalui serangkaian tahapan proses serta pengujian. Dimulai dengan Pemotongan Plat Pertama (First Steel Cutting) pada 17 September 2014 dilanjutkan dengan Peletakan Lunas (Keel Laying) pada 18 Januari 2016 dan diluncurkan (launching) pada 29 September 2016. Kapal ini juga telah dilakukan berbagai serangkaian uji (sea tria) sebelum diserahterimakan. Kapal perang atas air ini merupakan yang pertama kali dibangun di Indonesia dengan sistem pembangunan "Moduler System".

Sistem pembangunan PKR ke-2 ini terbagi dalam 6 modul, 1 modul dikerjakan di Belanda sementara 5 modul lainnya dikerjakan Insan PAL Indonesia. Mengusung One Team One Goal dua Galangan dari dua Negara ini bersatu. Memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter, berkecepatan 28 knot, dapat berlayar sampai 5000 nm dan ketahanan berlayar mencapai 20 hari, dilengkapi peralatan persenjataan modern yang terintegrasi dalam sistem Sensor Weapon Control (Sewaco).

Selain itu desain stealth yang dimiliki yakni low radar cross section, low infrared signature, low noise signature menjadikan kapal PKR sulit terdeteksi oleh radar kapal lain. Kapal PKR juga mampu melakukan peperangan permukaan laut, udara, bawah air, serta elektronika.

Pembagunan kapal PKR ini dengan program ToT menyerap kurang lebih 200 insan PAL Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan, di mana sebanyak 75 orang diantaranya telah dididik di Damen Schelde-Vlisingen Belanda. Selain TOT itu, PAL pun berbenah diri dengan melakukan peningkatan kapasitas produksi sesuai persyaratan untuk kesuksesan pembangunan PKR ini.

Melalui alih teknologi sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan Keputusan KKIP No. KEP/12/KKIP/XII/2013 tentang Lead Integrator Alutsista Matra Laut. Joint Production proyek Pengadaan kapal perang secara lengkap, baik bangunan kapal dan Integrated Weapon System ini menjadi momentum kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (ALUTSISTA). (ara/dna)

Hide Ads