Setelah sebelumnya menyerahkan Kapal Pertama pada awal Tahun ini, DNSN-PAL menyerahkan Kapal berteknologi canggih yang dikerjakan di 2 Negara.
Secara langsung Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menerima Kapal yang dikerjakan bersama melalui proses Alih Teknologi. Demikian dikutip detikFinance dari keterangan resmi PAL Indonesia, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem pembangunan PKR ke-2 ini terbagi dalam 6 modul, 1 modul dikerjakan di Belanda sementara 5 modul lainnya dikerjakan Insan PAL Indonesia. Mengusung One Team One Goal dua Galangan dari dua Negara ini bersatu. Memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter, berkecepatan 28 knot, dapat berlayar sampai 5000 nm dan ketahanan berlayar mencapai 20 hari, dilengkapi peralatan persenjataan modern yang terintegrasi dalam sistem Sensor Weapon Control (Sewaco).
Selain itu desain stealth yang dimiliki yakni low radar cross section, low infrared signature, low noise signature menjadikan kapal PKR sulit terdeteksi oleh radar kapal lain. Kapal PKR juga mampu melakukan peperangan permukaan laut, udara, bawah air, serta elektronika.
Pembagunan kapal PKR ini dengan program ToT menyerap kurang lebih 200 insan PAL Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan, di mana sebanyak 75 orang diantaranya telah dididik di Damen Schelde-Vlisingen Belanda. Selain TOT itu, PAL pun berbenah diri dengan melakukan peningkatan kapasitas produksi sesuai persyaratan untuk kesuksesan pembangunan PKR ini.
Melalui alih teknologi sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan Keputusan KKIP No. KEP/12/KKIP/XII/2013 tentang Lead Integrator Alutsista Matra Laut. Joint Production proyek Pengadaan kapal perang secara lengkap, baik bangunan kapal dan Integrated Weapon System ini menjadi momentum kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (ALUTSISTA). (ara/dna)