Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana, mengungkapkan gas termasuk dalam komponen biaya tertinggi dalam produksi pupuk, yakni sebesar 70%.
"70% komponen biaya produksi pupuk itu adalah untuk membeli gas," kata Wijaya kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pengusaha Pupuk: Harga Gas Masih Mahal |
Wijaya menjelaskan, saat ini biaya produksi pupuk rata-rata sebesar US$ 240 hingga US$ 250 per ton. Sementara harga internasional di awal tahun ini cukup rendah, yakni sekitar US$ 200 - US$ 210 per ton.
"Biaya produksinya lebih tinggi dibandingkan harga jual internasional," ungkapnya.
Dengan tingginya harga gas tersebut, kata Wijaya, maka produk pupuk dalam negeri tak mampu bersaing. Bahkan, lanjut Wijaya, bukan tidak mungkin ada pabrik yang tutup karena merugi.
"Dampaknya, produk kita tidak mampu bersaing. Dan bukan tidak mungkin harus ada pabrik yang dimatikan, karena pabriknya merugi," pungkasnya (mkj/mkj)