Harga Gas Masih Mahal, Pengusaha Pupuk: Pabrik Bisa Tutup

Harga Gas Masih Mahal, Pengusaha Pupuk: Pabrik Bisa Tutup

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Kamis, 09 Nov 2017 11:01 WIB
Foto: Michael Agustinus/detikFinance
Jakarta - Pelaku industri menilai harga gas untuk pupuk sebesar US$ 6/MMBTU masih tinggi. Tingginya harga gas tersebut menjadi tantangan yang berat bagi industri.

Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana, mengungkapkan gas termasuk dalam komponen biaya tertinggi dalam produksi pupuk, yakni sebesar 70%.

"70% komponen biaya produksi pupuk itu adalah untuk membeli gas," kata Wijaya kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wijaya mengatakan, ada pabrik pupuk dengan harga beli gas masih di atas US$ 6/MMBTU, contohnya pabrik Pupuk Kaltim 5 di Bontang masih US$ 6,67/MMBTU.


Wijaya menjelaskan, saat ini biaya produksi pupuk rata-rata sebesar US$ 240 hingga US$ 250 per ton. Sementara harga internasional di awal tahun ini cukup rendah, yakni sekitar US$ 200 - US$ 210 per ton.

"Biaya produksinya lebih tinggi dibandingkan harga jual internasional," ungkapnya.

Dengan tingginya harga gas tersebut, kata Wijaya, maka produk pupuk dalam negeri tak mampu bersaing. Bahkan, lanjut Wijaya, bukan tidak mungkin ada pabrik yang tutup karena merugi.

"Dampaknya, produk kita tidak mampu bersaing. Dan bukan tidak mungkin harus ada pabrik yang dimatikan, karena pabriknya merugi," pungkasnya (mkj/mkj)

Hide Ads