"Pesawat R80 kalau saya pikir memang enggak mungkin ya di 2018 sudah membangun. Karena proses membangun R80 pun harus ada sertifikat-sertifikat yang didapatkan," katanya saat ditemui di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Namun demikian, meski belum bisa produksi tahun depan, tapi R80 akan tetap masuk dalam proyek strategis nasional. Pasalnya, proyek ini sekarang sudah memasuki tahap pencarian dana dalam rangka membuat prototype pesawat untuk bisa diuji terbang sebelum akhirnya diproduksi massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat R80 sendiri akan dibangun secara mandiri oleh RAI tanpa adanya dukungan pendanaan dari pemerintah. Namun, masuknya proyek ini ke dalam proyek strategis nasional diyakini akan mempercepat proses perizinan dalam setiap tahap menuju produksi.
"Dari awal disebutkan, pemerintah tidak memberikan dukungan dan jaminan untuk proyek ini. Tapi yang paling mungkin perizinannya kita bantu untuk percepatannya. Tapi kalau dukungan dana tidak," tandas Wahyu.
Diketahui saat ini PT RAI tengah mengumpulkan dana pembuatan prototipe pesawat yang salah satunya dilakukan melalui crowdfunding di situs Kitabisa.com. Data terakhir, dana yang terkumpul untuk proyek ini mencapai Rp 7,1 miliar yang berasal dari 18.129 donatur.
Adapun biaya pembuatan prototipe pesawat R80 diketahui mencapai lebih dari Rp 200 miliar. Sementara secara keseluruhan, biaya pengembangan usaha mencapai US$ 1,5 miliar atau lebih Rp 20 triliun (eds/zlf)