"Kalau dari segi industri ini kebijakan industri 4.0 kenaikan revolusi ketiga. Revolusi industri ketiga sudah robotik, sudah otomatisasi, sudah menggunakan data tetapi di sini adalah mesin dengan mesin bisa komunikasi dengan internet of everything," kata Airlangga mengawali paparannya dalam acara Quo Vadis Ekonomi Digital Indonesia di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2018).
Di sisi lain, perkembangan ekonomi digital juga bisa menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Airlangga mencontohkan kehadiran aplikasi penyedia jasa on demand seperti Go-Jek dan Grab yang menyerap banyak pengemudi ojek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menambahkan, beberapa industri bisa memanfaatkan perkembangan ekonomi digital, antara lain industri kimia, industri tekstil, industri otomotif, dan industri makanan dan minuman.
Di industri makanan dan minuman misalnya, kehadiran tenaga kerja masih tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Proses pengemasan produk dan penyortiran masih membutuhkan peran tenaga kerja.
Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian mendukung pengembangan teknologi digital namun tetap memperhatikan penyerapan tenaga kerja.
"Di industri makanan dan minuman snack crackers produksi satu line produksi 300-400 meter, mulai dari nyampur adonannya sampai topping cokelatnya tidak ada manusianya. Sampai dia di ujung ada small packaging masuk ke kotak besar baru tenaga kerjanya ditaruh di sana," ujar Airlangga. (ara/zlf)