Data yang dipaparkan Luhut menunjukkan nilai ekspornya pada 2017 mencapai US$ 18,5 miliar.
"Gimana pentingnya palm oil buat kita, CPO (crude palm oil) punya pengaruh sangat besar terhadap ekspor Indonesia. Memang batu bara paling tinggi, tapi konstan kelapa sawit nomor dua," katanya dalam seminar bertema 'Menjawab Hambatan Perdagangan Ekspor Minyak Sawit di Pasar Global' di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Luhut, ekspor CPO terbesar Indonesia adalah ke pasar India dengan volume sebesar 7,6 juta ton.
"Sekarang volume ekspor CPO, India paling besar, waktu 2017 7,6 juta ton, Uni Eropa 5 juta ton, China 3,7 juta ton," terang Luhut.
Dalam data yang dipaparkan Luhut juga memperlihatkan industri kelapa sawit mampu menyerap banyak tenaga kerja, dan petani kecil. Paling tidak industri ini menyerap sebanyak 2,3 juta petani kecil, 5,5 juta pekerja langsung, dan 12 juta pekerja tidak langsung.
"Kemudian kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan petani kecil sangat signifikan. Tadi sudah saya hitung hampir 20 juta orang yang terlibat di sini dan itu angka yang sangat besar, dan 41% petani kecil," tambah Luhut. (hns/hns)