Sekilas, tak ada yang istimewa dengan kendaraan roda tiga tersebut. Namun, setelah ditelisik bemo itu menggunakan bahan bakar listrik.
Bemo-bemo ini sengaja dipajang untuk meramaikan acara Seminar and Exhibition Electric Car. Sesuai nama acaranya, bemo ini merupakan inovasi pengembangan kendaraan listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto menerangkan, sebenarnya dua bemo masih tahap purwarupa atau prototype.
"Ini sebenarnya baru prototype, intinya kalau Pindad mengembangkan motor listrik, adapun kendaraannya bisa kerja sama dengan partner manapun," kata dia di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Bemo listrik memiliki bak di bagian belakang. Heru menjelaskan, dua kendaraan tersebut konsepnya merupakan angkutan pedesaan sehingga bisa digunakan untuk membawa produk-produk pertanian maupun digunakan untuk berdagang.
Lebih lanjut, dia menuturkan, pengisian bahan bakarnya pun sangat mudah.
"Ini sementara kami kerja sama dengan ITB pengembangan. Betul (angkutan barang) ini konsepnya angkutan pedesaan, bisa untuk jualan juga bisa, ini membantu operasional pedagang, atau petani. Mereka sederhana tidak perlu cari bahan bakar tinggal sampai di rumah colok listrik selesai. Pas listrik mati bisa diisi bensin karena ini hybrid intinya bensin menggerakkan generator disimpan di aki," tutupnya.
Bemo listrik merupakan kendaraan yang dikembangkan oleh PT Pindad dengan menggandeng ITB. Dalam acara Seminar and Exhibition Electric Car, Pindad membawa 2 bemo listrik yang dikembangkan.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto menerangkan, sebenarnya dua bemo masih tahap purwarupa atau prototype.
"Ini sebenarnya baru prototype, intinya kalau Pindad mengembangkan motor listrik, adapun kendaraannya bisa kerja sama dengan partner manapun," kata dia di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Bemo listrik memiliki bak di bagian belakang. Heru menjelaskan, dua kendaraan tersebut konsepnya merupakan angkutan pedesaan sehingga bisa digunakan untuk membawa produk-produk pertanian maupun digunakan untuk berdagang.
Lebih lanjut, dia menuturkan, pengisian bahan bakarnya pun sangat mudah.
"Ini sementara kami kerja sama dengan ITB pengembangan. Betul (angkutan barang) ini konsepnya angkutan pedesaan, bisa untuk jualan juga bisa, ini membantu operasional pedagang, atau petani. Mereka sederhana tidak perlu cari bahan bakar tinggal sampai di rumah colok listrik selesai. Pas listrik mati bisa diisi bensin karena ini hybrid intinya bensin menggerakkan generator disimpan di aki," tutupnya.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto menerangkan, kendaraan roda tiga ini dikembangkan pada tahun lalu. Dia mengatakan, kendaraan ini masih dalam tahap purwarupa atau prototype.
"Ini sebenarnya (pengembangannya) cukup lama dimulai tahun lalu. Lumayan lah," kata dia di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Perihal produksinya, Heru belum bisa memberikan kepastian. Dia bilang, saat ini Pindad masih melihat potensi pasarnya melalui kegiatan pameran.
"Intinya Pindad akan melihat potensi pasarnya seperti apa, dengan program seperti ini (pameran) nantinya bisa dikenal. Setelah dikenal banyak berminat kami evaluasi OK, secara pasar menguntungkan kami bisa mass production," jelasnya.
Menurutnya, minat pasar pada kendaraan roda tiga listrik cukup baik. Namun, dia bilang, untuk memproduksi mesti memenuhi kriteria tertentu.
"Cukup bagus, cuma memang untuk mass production kan volumenya harus tercapai volume tertentu, kalau 100 biji mungkin belum bisa mass production, nanti harganya terlalu tinggi. Kan kita ngejar harga yang bisa dijangkau," terangnya.
Dia mengatakan, untuk produksi massal akan menggandeng pihak lain. Hal itu seperti halnya untuk produksi motor listrik Gesits.
"Ya sebagai contoh yang sudah ada partnernya yang gesit. Ada Wika Konstruksi, Garasindo, ada Pindad dari sisi industrinya," tutupnya.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto menerangkan, kendaraan roda tiga ini dikembangkan pada tahun lalu. Dia mengatakan, kendaraan ini masih dalam tahap purwarupa atau prototype.
"Ini sebenarnya (pengembangannya) cukup lama dimulai tahun lalu. Lumayan lah," kata dia di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Perihal produksinya, Heru belum bisa memberikan kepastian. Dia bilang, saat ini Pindad masih melihat potensi pasarnya melalui kegiatan pameran.
"Intinya Pindad akan melihat potensi pasarnya seperti apa, dengan program seperti ini (pameran) nantinya bisa dikenal. Setelah dikenal banyak berminat kami evaluasi OK, secara pasar menguntungkan kami bisa mass production," jelasnya.
Menurutnya, minat pasar pada kendaraan roda tiga listrik cukup baik. Namun, dia bilang, untuk memproduksi mesti memenuhi kriteria tertentu.
"Cukup bagus, cuma memang untuk mass production kan volumenya harus tercapai volume tertentu, kalau 100 biji mungkin belum bisa mass production, nanti harganya terlalu tinggi. Kan kita ngejar harga yang bisa dijangkau," terangnya.
Dia mengatakan, untuk produksi massal akan menggandeng pihak lain. Hal itu seperti halnya untuk produksi motor listrik Gesits.
"Ya sebagai contoh yang sudah ada partnernya yang gesit. Ada Wika Konstruksi, Garasindo, ada Pindad dari sisi industrinya," tutupnya.
PT Pindad tengah mengembangkan kendaraan listrik roda tiga. Kendaraan yang mirip bemo ini akan menyasar petani dan pedagang.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto mengatakan, kendaraan roda tiga dikembangkan bersama ITB. Dia bilang, konsep kendaraan ini ialah angkutan barang di pedesaan sebab ada bak di bagian belakangnya.
Dia mengatakan, adanya bak tersebut akan memudahkan petani dan pedagang mengangkut barang.
"Betul (angkutan barang) ini konsepnya angkutan pedesaan, bisa untuk jualan juga bisa, ini membantu operasional pedagang, atau petani," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Dia menuturkan, pemanfaatan kendaraan ini sangat mudah. Sebab, untuk pengisian bahan bakar bisa dilakukan di rumah.
"Mereka sederhana tidak perlu cari bahan bakar tinggal sampai di rumah colok listrik selesai. Pas listrik mati bisa diisi bensin karena ini hybrid intinya bensin menggerakkan generator disimpan listriknya di aki," jelasnya.
Heru menjelaskan, untuk memproduksi bemo listrik pihaknya tengah mencari potensi pasar melalui acara pameran. Selain untuk petani dan pedagang, motor listrik juga akan menyasar lembaga pemerintah yang membutuhkan.
"Ini nanti kami akan coba pamerkan dulu beberapa tempat, karena mulainya lebih belakang dari Gesits seperti apa kebutuhannya kalau ini mungkin nanti sasarannya kementerian, Kemensos atau Pemkot Jakarta, karena kalau langsung petani kita juga paralel coba perkenalkan petani karena pemakaiannya lebih banyak petani dan pedagang kecil," tutupnya.
PT Pindad tengah mengembangkan kendaraan listrik roda tiga. Kendaraan yang mirip bemo ini akan menyasar petani dan pedagang.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto mengatakan, kendaraan roda tiga dikembangkan bersama ITB. Dia bilang, konsep kendaraan ini ialah angkutan barang di pedesaan sebab ada bak di bagian belakangnya.
Dia mengatakan, adanya bak tersebut akan memudahkan petani dan pedagang mengangkut barang.
"Betul (angkutan barang) ini konsepnya angkutan pedesaan, bisa untuk jualan juga bisa, ini membantu operasional pedagang, atau petani," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Dia menuturkan, pemanfaatan kendaraan ini sangat mudah. Sebab, untuk pengisian bahan bakar bisa dilakukan di rumah.
"Mereka sederhana tidak perlu cari bahan bakar tinggal sampai di rumah colok listrik selesai. Pas listrik mati bisa diisi bensin karena ini hybrid intinya bensin menggerakkan generator disimpan listriknya di aki," jelasnya.
Heru menjelaskan, untuk memproduksi bemo listrik pihaknya tengah mencari potensi pasar melalui acara pameran. Selain untuk petani dan pedagang, motor listrik juga akan menyasar lembaga pemerintah yang membutuhkan.
"Ini nanti kami akan coba pamerkan dulu beberapa tempat, karena mulainya lebih belakang dari Gesits seperti apa kebutuhannya kalau ini mungkin nanti sasarannya kementerian, Kemensos atau Pemkot Jakarta, karena kalau langsung petani kita juga paralel coba perkenalkan petani karena pemakaiannya lebih banyak petani dan pedagang kecil," tutupnya.
PT Pindah bersama ITB tengah mengembangkan kendaraan listrik roda tiga. Kendaraan yang menyasar petani dan pedagang ini harga jualnya diperkirakan antara Rp 35 juta hingga Rp 40 juta.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto mengatakan, kendaraan yang bentuknya mirip bemo ini masih purwarupa atau prototype.
"Kalau ini kami belum punya estimasinya, masih prototipe sih ya, nanti berbeda dengan mass productionnya mungkin sekitar di Rp 35-40 juta, kurang lebih seperti itu," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Dia mengatakan, untuk produksi pihaknya tengah mencari potensi pasar melalui kegiatan pameran. Jika minatnya tinggi, produksi bemo listrik bisa dilakukan.
"Intinya Pindad akan melihat potensi pasarnya seperti apa, dengan program seperti ini nantinya bisa dikenal. Setelah dikenal banyak berminat kami evaluasi OK, secara pasar menguntungkan kami bisa mass production," jelasnya.
Dia bilang, produksi kendaraan ini tidak akan dilakukan sendiri. Pindad akan menggandeng pihak lain seperti halnya saat memproduksi motor Gesits.
"Ya sebagai contoh yang sudah ada partnernya yang Gesits, ada Wika Konstriksi, Garasindo, ada Pindad dari sisi industrinya. Ada juga Ristekdikti dari ITS dari lembaga penelitiannya. Intinya Gesits diawali pengembangan ITS mereka evaluasi, buat produksi awal, untuk produksi massal tak bisa langsung harus ada konversi, ini dikonversi Pindad, Garasindo, Wika Konstruksi," jelasnya.
PT Pindah bersama ITB tengah mengembangkan kendaraan listrik roda tiga. Kendaraan yang menyasar petani dan pedagang ini harga jualnya diperkirakan antara Rp 35 juta hingga Rp 40 juta.
Direktur Bisnis Produk dan Industrial Pindad Heru Puryanto mengatakan, kendaraan yang bentuknya mirip bemo ini masih purwarupa atau prototype.
"Kalau ini kami belum punya estimasinya, masih prototipe sih ya, nanti berbeda dengan mass productionnya mungkin sekitar di Rp 35-40 juta, kurang lebih seperti itu," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Dia mengatakan, untuk produksi pihaknya tengah mencari potensi pasar melalui kegiatan pameran. Jika minatnya tinggi, produksi bemo listrik bisa dilakukan.
"Intinya Pindad akan melihat potensi pasarnya seperti apa, dengan program seperti ini nantinya bisa dikenal. Setelah dikenal banyak berminat kami evaluasi OK, secara pasar menguntungkan kami bisa mass production," jelasnya.
Dia bilang, produksi kendaraan ini tidak akan dilakukan sendiri. Pindad akan menggandeng pihak lain seperti halnya saat memproduksi motor Gesits.
"Ya sebagai contoh yang sudah ada partnernya yang Gesits, ada Wika Konstriksi, Garasindo, ada Pindad dari sisi industrinya. Ada juga Ristekdikti dari ITS dari lembaga penelitiannya. Intinya Gesits diawali pengembangan ITS mereka evaluasi, buat produksi awal, untuk produksi massal tak bisa langsung harus ada konversi, ini dikonversi Pindad, Garasindo, Wika Konstruksi," jelasnya.