Dia menyebut, motor listrik hasil inovasi yang dilakukan oleh ITS sudah siap diproduksi massal usai melewati serangkaian uji coba.
"Tahap industri ini barangnya sudah sangat siap dan InsyaAllah produksi massal akan dilakukan pada bulan Januari," kata Nasir di Komplek Istana, Jakarta, Rabu (7/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak yang memproduksi motor Gesits ini adalah PT Wima yang merupakan perusahaan patungan antara Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (Wikon) dengan PT Garansindo Teknologi Indo (GTI).
Dalam masa produksinya, Nasir mengatakan dalam satu tahun akan ada 60.000 unit dengan hitungan per bulannya 5.000 unit.
Sementara itu, Rektor ITS Joni Hermana mengatakan motor listrik Gesits bisa melaju kencang sampai 120 km per jam. Kekuatan satu baterai bisa untuk menempuh jarak 70 km. Jika baterai habis bisa diisi kembali (charge) selama dua sampai tiga jam.
"Yang biasanya kita lakukan itu 2-3 jam chargingnya itu. Dan bisa mencapai kecepatan sampai 120 km/jam, maksimal. Bahkan 150 bisa. Cuma 120 batas yang aman. Dan waktu pakai sekitar 70 km," kata Joni.
Mengenai harga, Joni mengaku pihak ITS menyerahkan penetapan harga kepasa perusahaan, dalam hal ini Wima.
"Karena kita kan cuma menghasilkan prototipe dan selanjutnya industri yang akan memproduksi. Kemudian memasarkannya," tambah dia.
Yang pasti, kata Joni, pada Januari 2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkam secara resmi produksi massal motor listrik Gesits.
"Januari ya. Tadi presiden rencananya peluncuran akan Januari. Kita tidak ikut berinvestasi. Kita hanya mendapatkan royalti saja," ungkap dia. (hek/zlf)