"Pelatihan, akses pasar, akan kita fasilitasi kepada para produsen gula semut di Kulon Progo. Saat ini sedang identifikasi kendala apa saja, setelah itu akan ada pendampingan, ada yang kita datangkan dari Jerman," kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, seusai membuka Diklat Achievement Motivation Training (AMT) Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan, di Hotel Alana Sleman, Senin (10/12/2018).
Baca juga: Petani Minta Jokowi Setop Impor Gula |
Menurut Gati, industri gula semut di Kulon Progo cukup potensial dan bisa membuka banyak lapangan kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan identifikasi awal saat ini ada salah satu permasalahan yang ditemui di lapangan, yakni pihak yang memakai gula rafinasi sebagai campuran bahan produksi gula semut.
"Ada masalah penggunaan gula rafinasi dicampur gula semut, kami sebagai pembina IKM kurang setuju, karena gula rafinasi adalah bahan baku untuk industri makanan dan minuman, bukan campuran untuk memproduksi gula. Kasihan nanti pasar gula semut asli bisa berkurang," jelasnya.
Sementara itu, guna memacu produktivitas IKM, Kemenperin juga mengoptimalkan program restrukturisasi mesin atau peralatan IKM. Nantinya, pelaku IKM bakal mendapat potongan 30% untuk pembelian mesin produksi buatan dalam negeri, dan 25% untuk mesin buatan luar negeri.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Krissutanto mengungkapkan pasar gula semut Kulon Progo saat ini baru merambah pasar lokal.
"Rata-rata dibeli pengepul dari Surabaya, Solo, Magetan. Produsen belum mengekspor secara langsung karena kurangnya link dengan buyer," jelasnya.
Berdasarkan catatan Dinas Perdagangan Kulon Progo, terdapat 27 kelompok produsen gula semut, 7 sentra IKM, dan tenaga kerja sebanyak 2.215 orang dengan volume produksi total 4.012 ton pada tahun 2017.
"Sebetulnya produksi cukup melimpah, bahan baku lokal mencukupi. Tapi jika nanti bisa ekspor, pastinya produksi akan disesuaikan dengan jumlah permintaan pasar. Kita juga sedang berupaya ikut pameran di Malaysia untuk cari pasar, juga ada dari Jerman yang berminat," terangnya. (hns/hns)