-
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China ternyata membawa berkah juga kepada Indonesia. Perusahaan yang berinvestasi di China mulai melirik Indonesia.
Salah satu perusahaan besar yang sudah menyatakan keseriusannya berinvestasi di Indonesia adalah Pegatron. Dia bukan robot, dia adalah perusahaan Taiwan yang merakit komponen iPhone di China.
Pegatron berniat untuk memindahkan pabriknya dari China ke Batam Indonesia. Salah satu yang menjadi alasan Pegatron adalah perang dagang yang membuat bea masuk di AS meningkat khusus untuk produk dari China.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Pegatron akan memindahkan pabriknya ke Indonesia dengan menyuntikkan investasi sekitar US$ 1 miliar. Jika dihitung dengan kurs saat ini Rp 14.500 maka nilai itu setara Rp 14,5 triliun.
"Pegatron di Batam, investasinya tahap pertama sekitar US$ 1 miliar mulainya. Tunggu saja sampai dimasukkan ke BKPM," ungkapnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Angka sebesar itu kata Airlangga baru hanya tahap awal yang diperkirakan dilakukan pada kuartal I-2019. Pegatron akan menambah investasinya di tahapan berikutnya.
"Itu kan bangun pabrik lama tidak satu hari jadi mudah-mudahan perizinannya diproses kuartal I-2019," tambahnya.
Menurut Airlangga masuknya Pegatron ke Indonesia merupakan salah satu imbas dari adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Banyak perusahaan-perusahaan yang mulai melirit negara lain untuk berinvestasi.
"Mereka melihat opprotunity menggeser dari China ke Indonesia. Salah satu kemarin juga Lotte melakukan hal yang sama," tambahnya.
Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China ternyata juga membawa berkah bagi Indonesia. Para perusahaan dunia mulai melirik Indonesia untuk memindahkan investasinya.
Selain Pegatron, ternyata masih ada beberapa perusahaan yang juga berminat untuk memindahkan pabriknya dari China ke Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ada beberapa perusahaan yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka memutuskan hal itu lantaran terkena imbas dari perang dagang.
Airlangga mengungkapkan, ada salah satu perusahaan otomotif dari Korea Selatan yang berniat untuk berinvestasi di Indonesia. Namun sayangnya dia masih merahasiakannya.
"Ada satu industri otomotif. Saudaranya Lotte, Korea," ungkapnya.
Selain itu menurut Airlangga ada beberapa juga dari jenis industri lain yang ingin memindahkan pabriknya ke Indonesia. Mereka sudah membidik beberapa wilayah di Indonesia untuk mendirikan pabriknya.
"Seperti industri sepatu itu juga sekarang sedang melirik Jateng. Kemudian elektronik dan tekstil, foot wear, kemudian beberapa industri baja tambahan sedang dibangun di Morowali," terangnya.
Masih dalam sumber yang sama, pabrikan Taiwan akan mengalihkan produksi non-iPhone yang terkena tarif AS atas ekspor China. Seperti diketahui, kedua negara telibat perang dagang pengenaan tarif tinggi atas impor dari masing-masing negara. Sehingga, Pegatron memindahkan basis produksi non-iPhone untuk menghindari tarif tinggi saat produk diekspor ke AS.
Sumber Nikei menyatakan, langkah Pegatron mengalihkan produksinya karena tekanan yang semakin besar dari perang dagang. Perang dagang membuat produsen terhimpit karena meningkatnya upah dan berkurangnya tenaga kerja.
Keputusan untuk pindah ini tak berubah meski kedua negara memutuskan 'gencatan senjata' dalam pertemuan G20.
"Pertemuan Trump-Xi tidak akan mempengaruhi langkah Pegatron," katanya.
Chairman Pegatron Tung Tzu-hsien baru-baru ini juga mengatakan, perusahaan tengah meningkatkan kapasitas produksinya di Taiwan Utara, Taoyuan untuk memenuhi permintaan yang kuat pada produk yang terkena dampak tarif.
Perlu diketahui, meski Pegatron merupakan perakit iPhone terbesar kedua setelah Honhai, di Indonesia dia menggandeng mitra lokal akan memproduksi produk non-iPhone