Maka dari itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pagi ini kembali mengumpulkan beberapa pejabat untuk rapat koordinasi (rakor) membahas peningkatan ekspor. Dengan pembahasan peningkatan ekspor komoditas kakao.
Kakao sendiri menjadi salah satu komoditas yang berpotensi untuk menggenjot ekspor Indonesia. Terlebih lagi Indonesia menjadi negara dengan produksi kakao terbesar ketiga di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilistra Danny Asisten Deputi Perkebunan dan Holtikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa kurangnya produksi bahan baku menjadi masalah utama. Hal tersebut membuat industri kakao bergantung pada impor.
"Kita masih impor hulunya juga gitu ya. Sebetulnya kita punya potensinya cukup, dihulunya cukup gitu, tapi kenapa kok kita masih impor gitu?" kata Wilistra usai hadiri rakor.
Menurut Wilistra Indonesia memiliki potensi bahan baku olahan kakao yang besar. Bukan hanya itu menurutnya penataan industri kakao harus dimulai dari hulunya.
"Potensinya kan ada memang. Di hulunya harus ditata dengan baik supaya produktivitasnya membaik dan meningkat, sehingga ketergantungan kita impor itu bisa terus kita kurangi," ungkap Wilistra. (zlf/zlf)