"Groundbreakingnya insyaAllah akhir bulan Februari atau awal Maret. Tendernya sudah dimenangkan oleh salah satu perusahaan BUMN. PIM akan mengucurkan investasi Rp 1 triliun untuk pembangunan pabrik NPK ini," kata Direktur SDM dan Umum PT PIM, Usni Syafrizal kepada wartawan, Kamis (14/2/2019).
Usni menyebutkan pabrik ini perlu dibangun karena diperkirakan tingkat kebutuhan NPK ke depan sangat tinggi apabila dibandingkan dengan pupuk jenis urea. Bahan baku pupuk NPK sendiri nantinya bukan gas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk pupuk urea, bahan bakunya gas sehingga PIM selama ini sangat tergantung kepada gas.
"Apabila gas mahal, gas bermasalah maka bisa kolaps kita (perusahaan). Kalau rock phosphate itu bisa jadi kita impor dari Yordania, dan berkenaan dengan itu saat ini sedang kita kaji lebih lanjut," sebut Usni.
Usni menambahkan untuk masa pembangunan pabrik NPK selama 28 bulan, dan mulai beroperasi diperkirakan di awal atau pertengahan tahun 2021. Lokasi pembangunan pabrik itu di areal PT PIM dengan luas lahan sekitar satu hektar.
"Kita berharap pembangunan pabrik pupuk NPK yang direncanakan PT PIM dapat berjalan lancar, karena secara perekonomian daerah sangat berdampak positif untuk ke depan. Termasuk, bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Aceh," tambah Usni.











































