"Kok kita impor terus menerus aspal, padahal kita punya aspal Buton. Nah sekarang di WIKA sudah dibuat di Jawa Timur itu pabrik mininya, mau dikembangin, nah kenapa nggak. Sekarang kita mau buat sehingga secara bertahap nanti impor aspal itu kita kurangi. Sekarang 75% kita impor," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Luhut menerangkan nilai impor aspal oleh Indonesia dalam setahun mencapai hampir US$ 700 juta. Jika dirupiahkan angkanya adalah Rp 9,8 triliun, mengacu kurs Rp 14.000 per dolar AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Awal Tahun, Aceh Impor Garam Hingga Tembakau |
"Hampir US$ 700 juta. Ya kan banyak. Jadi kalau kau kumpul-kumpulin yang tidak perlu impor yang bisa diproduksi dalam negeri kenapa kita nggak dorong ini," paparnya.
Luhut mengungkapkan, penggunaan aspal Buton secara bertahap bisa mengurangi impor secara signifikan, bahkan bisa mencapai 50%.
"Ya bertahap secara bertahap akan bisa nanti sebanyak itu (impor berkurang 50%) mungkin sampai US$ 500 juta ya, kan lumayan jadi CAD kita itu jadi mengecil. Kan semua kita lagi sisir nih mana-mana yang impor tidak perlu bisa dibuat dalam negeri," jelasnya.
Berdasarkan laporan yang dia terima dalam rakor, Indonesia memiliki cadangan aspal cukup tinggi.
"Kalau menurut mereka cadangan aspal kita itu hampir 667 atau 670 juta ton, setara 100 tahun penggunaan aspal," tambahnya. (zlf/zlf)