Setelah itu Khofifah menggelar rapat koordinasi terbatas. Rapat ini membahas standar kualitas dan sustainability garam industri di wilayah Madura dan dihadiri bupati, akademisi hingga para petani dan perwakilan PT Garam.
Usai rapat Khofifah menjelaskan ada beberapa solusi strategis yang dihasilkan. Solusi pertama, pihaknya akan mengubah regulasi agar PT Garam bisa menjadi stabilator harga garam sekaligus buffer stock atau penyangga stok garam nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ada sejumlah hal yang harus dilakukan. Khofifah menyebut kesimpulannya ada rekomendasi asosiasi petani garam yang menyatakan saat ini dibutuhkan harga dasar atau Harga Pokok Penjualan (HPP) khusus garam.
HPP ini diharap mampu menjadi alat proteksi petani garam saat terjadi over supply. Agar tidak terjadi penurunan harga garam secara drastis.
"Berikutnya kita berharap segera bagaimana ada single data dari produksi garam nasional berapa, lalu data impor garam kita berapa. Karena produksi garam kita ini besar, sampai 9,420 ribu ton dari Madura ini," lanjutnya.
Sementara terkait kualitas garam Madura, Khofifah menyebut kualitas kandungan NaCl garam Madura tinggi. Setelah dicek di laboratorium, kandungan NaClnya mencapai 97 persen. Sedangkan garam yang sudah diinisiasi PT Garam, kandungan NaCl nya sudah 99 persen.
Hal ini berarti garam lokal Madura sudah layak masuk garam industri. Khofifah pun berharap inisiasi garam untuk industri ini bisa dilakukan di Madura.
Sementara itu Direktur Operasi PT Garam Hartono mengatakan berdasarkan rapat terbatas, pihaknya siap melakukan penyerapan garam petani.
Namun sayangnya, garam hasil penyerapan PT Garam masih ada di gudang. Lantaran pihak PT Garam tidak bisa menjual kembali akibat harga beli garam dari petani terlalu tinggi namun saat ini harga pasar sedang rendah.
"Tahun ini kita tetap menyerap, kita akan manfaatkan sisa dana PMN dari tahun lalu," kata Hartono.
(hns/hns)